Mbah Nyai-ku (Puisi Untuk Almarhumah Ny. Kamisih)







Aku terlahir dari Rahim Ibu-ku
Ibu-ku terlahir dari Rahim-mu
Apa yang kau petuahkan pada Ibu-ku Mbah Nyai??
Sehingga kini aku memiliki seorang malaikat berwujud Ibu..
Terima kasih Mbah Nyai karena kau melahirkan seorang Ibu yang luar biasa untukku..

Usia setelah lulus SMP adalah babak baruku
Kini aku jauh dari orang tuaku
Dan mulai menjalani hidup bersama  seorang nenek tua
Ya engkaulah orangnya Mbah Nyai

Ditempatmu biasa sendiri dan menyendiri ini Mbah Nyai?
Aku akan memulai hidupku
Awalnya aku tidak suka hidupku yang begini
Aku terbiasa hidup yang serba gampang sebelumnya

Kadang aku membenci tingkahmu yang kuanggap suka pada tempat kumuh
Hal yang sampai sekarang aku menyesalinya
Hah.. sesal memang tidak pernah datang diawal
Maukah kau memaafkanku Mbah Nyai?

Satu Tahun, Dua Tahun berjalan
Aku mulai menghamba pada Sang maha segala
Surah ad dhuha Hampir selalu menemaniku "bukratau wa ashila"
Dhuha, Tahajjud.. kini aku menjadi 'Abid..
Seorang ahli ibadah meski belum berilmu

Sepertiga malam hampir selalu kuhadir disitu
Terkadang kau terbangun karena suara percikan air wudhu-ku
Kau akan mengingatnya bukan?
"Le cetetno kompor diluk le"  Aku selalu ingat itu mbah
Perintahmu untuk menyalakan kompor gas

Selasa 6 Juni 2017
Kabar kembalimu pada Allah ta'ala sampai ke telinga
Hatiku menangisimu meski air mata sedikitpun tidak..
Yang membuatku sangat sedih adalah karena aku tak ikut hurmat pemakaman mu
Tapi aku mendengar kalau engkau mengucap "Allah" diakhir hayatmu
Alhamdulillah engkau khusnul khatimah Mbah Nyai-ku
Mbah Nyai Kamisih-ku

Aku merindukanmu Mbah..
Kami semua keturunanmu mendo'akanmu dari dunia fana ini
Dan Kami semua keturunanmu memintamu untuk berdo'a pada Rabbmu
Agar Dia memberi tetap iman islam sampai ajal menjemput
Sanggup mengucapkan "Laa ilaha illallah Muhammadurrasulullah"
Aamiin.. Aamiin.. ya robbal 'alamin..


Pekalongan, 8 Juni 2017
Cucumu Mbah Nyai, Atah














EmoticonEmoticon