Nama
kelompok: 1
1. Amirotun Nikmah
2. Ariyatul Muarifah
3. Ahmad Fauzi
Prodi : PS VI B
TINJAUAN ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan informasi yang dapat menggambarkan kondisi keuangan hasil
usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Bagi
para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai
prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.[1]
Laporan
keuangan ini dibuat oleh manajemen untuk mempertanggungjawaban tugas- tugas
yang dibebankan padanya oleh para pemilik perusahaan.[2]
Sedangkan
analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan
keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi
berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba/rugi,
dan arus kas (dana). Kalau dua
pengertian ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti:
“Menguraikan
pos- pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang sangat tepat”.[3]
B. Jenis Laporan Keuangan
1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi
keuangan perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
2. Perhitungan Laba/ Rugi yang
menggambarkan jumlah hasil , Biaya dan Laba/Rugi perusahaan pada suatu periode
tertentu.
3. Laporan Sumber dan Pengguanaan Dana.
Disini dimuat sumber dan pengeluaran perusahaan dalam satu periode.
4. Laporan Arus Kas disini digambarkan
sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang
menggambarkan berapa dan unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok
produksi suatu barang. Dalam hal tertentu Harga Pokok Produksi (HPPd) ini
disatukan dalam Harga Pokok Penjualan (HPPj).
HPPj=
HPPd + Persediaan Awal – Persediaan Akhir.
Harga
Pokok Penjualan adalah harga pokok produksi ditambah dengan persediaan barang
awal dikurangi persediaan barang akhir.
6. Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi
laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan
perubahan posisi modal baik saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan
perseroan[4].
Laporan keuangan
bank syariah menurut PSAK No. 101
(Revisi 2008) adalah:
1.
Neraca
Daftar
neraca menggambarkan posisi keuangan meliputi harta, hutang dan modal
perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Neraca akan dapat (a) menilai
likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan atau organisasi (b) melihat
struktur pendanaan perusahaan, (c) menganalisis komposisi kekayaan dan potensi
jasa perusahaan, dan (d) mengevaluasi potensi jasa atau sumber ekonomi yang
dikuasai.
2.
Laporan
Laba Rugi
Perhitungan
laba rugi menggambarkan jumlah hasil yang diterima. Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hasil yang diterima tersebut berikut labanya.
3.
Laporan
Arus Kas
Laporan
ini merupakan ihtisar arus kas masuk dan keluar yang dalam format laporannya
dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan
kegiatan pembiayaan.
4.
Laporan
Perubahan Ekuitas
Menunjukkan
perubahan ekuitas selama satu periode yang terdiri dari saldo awal modal pada
neraca saldo setelah disesuaikan ditambah laba bersih dikurangi kerugian selama
satu periode.
5.
Laporan
Perubahan Dana Investasi Terikat
Laporan
ini memisahkan dana investasi terikat berdasarkan sumber dana dan memisahkan
investasi berdasarkan jenisnya.
6.
Laporan
Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Merupakan
rekonsiliasi antara pendapatan bank syariah yang menggunakan dasar akrual
dengan pendapatan yang dihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar
kas.
7.
Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Laporan
ini merupakan informasi keuangan yang berisi rekapitulasi penerimaan zakat yang
dikelola entitas syariah sebagai pelaksana fungsi Baitul Maal.
8.
Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Laporan
ini berisi informasi penerimaan dana kebajikan dari beberapa komponen yang
mungkin diterima oleh entitas syariah seperti infaq, shodaqoh, hasil
pengelolaan dana wakaf sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
(UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf), pengambilan dana kebajikan produktif,
denda dan pendapatan non-halal lainnya.
9.
Catatan
atas Laporan Keuangan
Catatan
ini mengungkapkan mengenai:
a.
Informasi
tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih
dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b.
Informasi
yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi keuangan tetapi tidak
disajikan dineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
ekuitas, laporan sumber dan penggunaan dana zakat, laporan sumber dan
penggunaan dana kebajikan.[5]
C. Pengguna Dan Kegunaan Laporan Keuangan
Pengguna dan kegunaan
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Perusahaan
Bagi
pemilik perusahaan, laporan keuangan dimaksudkan untuk:
·
Menilai
prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen;
·
Mengetahui
hasil dividen yang akan diterima;
·
Menilai
posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya;
·
Mengetahui
nilai saham dan laba perlembar saham;
·
Sebagai
dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa datang;
·
Sebagai
dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi.
2. Manajemen Perusahaan
Bagi
Manajemen Perusahaan, laporan keuangan digunakan untuk:
·
Alat
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik;
·
Mengukur
tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian atau
segmen tertentu;
·
Mengukur
tingkat efisiensi dan keuntungan perusahaan divisi, bagian atau segmen;
·
Menilai
hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab;
·
Menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru;
·
Memenuhi
ketentuan dalam UU, peraturan, AD (Anggaran Dasar), pasar modal, dan lembaga
regulator lainnya.
3. Investor
Bagi
Investor, laporan keuangan digunakan untuk:
·
Menilai
kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan;
·
Menilai
kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan;
·
Menilai
kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan;
·
Menjadi
dasar memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang;
4. Kreditur Atau Banker
Bagi
Kreditur, Banker , atau supplier laporan keuangan digunakan untuk:
·
Menilai
kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek maupun
dalam jangka panjang;
·
Menilai
kualitas jaminan kredit/ investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan;
·
Melihat
dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau
menilai rate of return perusahaan;
·
Menilai
kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, perusahaan sebagai dasar
dalam pertimbangan keputusan kredit;
·
Menilai
sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati;
5. Pemerintahan Dan Regulator
Bagi
Pemerintahan dan Regulator, laporan keuangan digunakan untuk:
·
Menghitung
dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar;
·
Sebagai
dasar dalam penetapan- penetapan dalam kebijaksanaan baru;
·
Menilai
apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain;
·
Menilai
kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan;
·
Bagi
lembaga pemerintahan lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik.
6. Analis, Akademis, Pusat Data Bisnis
Bagi
para analis, akademis, dan juga lembaga- lembaga pengumpulan data bisnis
seperti PDBI, Moody’s, Perfindo, laporan keuangan ini penting sebagai bahan
atau sumber informasi primer yang akan diolah sehingga akan menghasilkan informasi
yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi[6].
Sedangkan
pengguna dan kegunaan atau Pemakai Kebutuhan menurut PSAK Syariah adalah
sebagai berikut:
1) Investor sekarang dan Investor potensial,
karena mereka akan memutuskan apakah akan membeli, menahan, atau menjual
investasi atau penerimaan dividen.
2) Pemilik dana Qardh, untuk mengetahui
apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3) Pemilik dana syirkah temporer, untuk
pengambilan keputusan pada investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang
bersaing dan aman.
4) Pemilik dana titipan, untuk memastikan
bahwa titipan dana dapat diambil setiap saat.
5) Pembayar dan penerima zakat, infaq,
sedekah, dan wakaf. Untuk informasi tentang sumber dan penyaluran dana
tersebut.
6) Pengawas syariah, untuk menilai
kepatuhan pengelolaan lembaga syariah terhadap prinsip syariah.
7) Karyawan, untuk memperoleh informasi tentang
stabilitas dan profitabilitas entitas syariah.
8) Pemasok dan mitra usaha lainnya, untuk
memperoleh informasi tentang kemampuan entitas membayar utang pada saat jatuh
tempo
9) Pelanggan, untuk memperoleh informasi
tentang kelangsungan hidup entitas syariah
10) Pemerintah serta lembaga-lembaganya, untuk
memperoleh informasi tentang aktifitas entitas syariah, perpajakan, serta
kepentingan nasional lainnya.
11) Masyarakat, untuk memperoleh informasi
tentang kontribusi entitas terhadap masyarakat dan negara.
D.
Tahap-Tahap Analisis Kritis Terhadap Laporan
Keuangan
1. Mengenal Perusahaan
a. Mengenal industri dimana ia beroprasi
dibidang usaha
b. Manajemen komisaris pemilik
c. Sejarah
d. Filosofi, budaya dan misi
2. Menguasai Situasi Ekonomi
a. Situasi industri yang bersangkutan
b. Situasi ekonomi nasional
c. Situasi ekonomi internasional
3. Menilai Reability Terhadap Laporan Keuangan
a. Apakah diaudit atau tidak
b. Tujuan laporan keuangan disusun
c. Siapa akuntan publik
d. Apa bunya pendapatnya
4. Menilai akurasi laporan keuangan
a. Format, isi, istilah, penyajian, matematik
b. Menyusun laporan arus kas
c. Membuat laporan konsolidasi jika belum
d. Mereview pos yang berhubungan atau
transaksi yang berkaitan
e. Menilai transaksi hubungan istimewa
5. Membaca Informasi Laporan Keuangan
Secara Eksplisit
a. Aset (Aktiva lancar, tetap, dan aktiva lain)
b. Utang (jangka pendek dan jangka penjang)
c. Modal saham
d. Penghasilan
e. Biaya (produksi, penjualan, umum, dan
administrasi)
f. Membuat laporan common size
6. Menganalisis hubungan antar pos laporan
keuangan,menguak informasi implisit dengan cara:
a. Perbandingan antara aktiva lancar :
utang lancar-likuiditas
b. Utang dengan modaldan aset (solvabilitas
dan leverage)
c. Laba dengan pos lainnya (rentabilitas)
d. Turn over persediaan, penagihan
(aktivitas)
e. Duppon analisis
f. Gross profit method
g. Break even analysis
h. Common size
7. Melihat Trend Growth
a. Kenaikan atau penurunan periodik semua
pos penting (pertubuhan)
b. Menyusun laporan time series
c. Penggunaan angka indeks
d. Common size yang diperbandingkan
8. Melakukan analisis perbandingan
a. Perbandingan Internal
·
Antar
periode
·
Antar
devisi cabang
·
Dengan
budget
b. Perbandingan exsternal
·
Peasing
·
Perusahaan
terbaik
·
Industri
avarage industrial norm
9. Menilai Komposisi Arus Kas
a. Analisis Kas Sumber dan Penggunaan kass
·
Operasi
·
Investasi
·
Pembiayaan
b. Analisis Modal Kerja
10. Melakukan Evaluasi Fakta dan Kualitas Perusahaan
Dari Hasil analisis
a. Khusus
b. Umum
11. Melakukan Prediksi atau Proyeksi
a. Z-score
b. Cash Flow
12. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
b. Saran
·
Perbaikan
·
Pertahanan
·
Tingkatan[7]
E. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
a. Tujuan Laporan keuangan
Prinsip
Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah:
1.
Untuk
memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan;
2.
Untuk
memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto
(aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang yang timbul dari kegiatan
usaha dalam rangka memperoleh laba;
3.
Untuk
memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam
menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba;
4.
Untuk
memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan
kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan
investasi;
5.
Untuk
mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi
mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Sedangkan APB Statemen No 4 (AICPA)
menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu:
1.
Tujuan
umum
“menyajikan
laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara
wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.”
2. Tujuan khusus
“Memberikan informasi tentang
kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan
kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.[8]
b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut
Bernstein (1983) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Screening
Analisis
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
2. Understanding
Memahami
perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
3. Forcasting
Analisis
digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan
datang.
4. Diagnosis
Analisis
dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah- masalah yang terjadi baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
5. Evaluation
Analisis
dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Disamping
tujuan tersebut, analisis laporan keuangan juga dapat digunakan untuk : menilai
kewajaran laporan keuangan yang disajikan. Dengan melakukan analisis laporan
keuangan , maka informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih
luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos ke pos lain akan dapat menjadi
indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukkan
bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.[9]
Daftar Pustaka
Baridwan,
Zaki, Intermediate Accounting, (Yogyakarta: BPFE UGM,2004).
Harahap,
Sofyan Syafri, Analisis Kritis Atas
Laporan Keuangan , Ed. 1, Cet. 9, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
Muhammad,
Rifqi, Akuntansi Keuangan Syariah, Konsep
dan Iplementasi PSAK Syariah, Ed 3, Cet, 1, (Yogyakarta:P3EI perss, 2010).
[1] Sofyan Syafri
Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan , Ed. 1, Cet. 9, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 105
[2] Zaki Baridwan,
Intermediate Accounting, (Yogyakarta: BPFE UGM,2004), hlm.17.
[3] Ibid, hlm. 189-190
[4] Ibid, hlm. 106
[5] Rifqi
Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah,
Konsep dan Iplementasi PSAK Syariah, Ed 3, Cet, 1, (Yogyakarta:P3EI perss,
2010, hlm. 119-120
[6] Sofyan Syafri
Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan , Ed. 1, Cet. 9, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 7-9
[7] Ibid, hlm. 223-226
[8] Sofyan Syafri Harahap, Analisis
Kritis Atas Laporan Keuangan , Ed. 1, Cet. 9, (Jakarta: Rajawali Pers,
2010), hlm.132-133.
EmoticonEmoticon