MOTIVASI
Makalah
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi
Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan
Tarbiyah STAIN Pekalongan
Dosen pengampu
: NINGSIH FADHILAH, M.Pd
Oleh:
Zuhrotul Inayah (
2021114108)
Rizqiyatul Hikmah (2021114110)
Syafa’atul Udzma (
2021114116)
Nur Hidayah ( 2021114138)
Fatchurahman Ali ( 2021114145)
Kelas : C
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN )
PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Pengantar Psikolog Dalam
penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak,
kami telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal
mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami
menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang kami miliki.
Oleh sebab itu pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya khususnya kepada Ibu Ningsih Fadhilah. selaku dosen
pembimbing Pengantar Psikolog. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami
butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak lain yang
berkepentingan.
Pekalongan, 8 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi..........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A.
Latar Belakang Masalah.......................................... ........................ 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C.
Metode Pemecahan Masalah ........................................................... 2
D.
Sistematika Penulisan Makalah ........................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. pengertian Motivasi .......................................................................... 3
B.
Lingkaran Motivasi ........................................................................... 4
C. Teori-teori Motivasi .......................................................................... 5
D. Faktor-faktor Motivasi ...................................................................... 6
E. Macam-macam Motivasi ................................................................... 7
F. Prinsip dan Fungsi Motivasi ............................................................. 8
G.
Upaya Meningkatkan Motifiasi Belajar ............................................ 9
BAB
III ANALISA ...................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 13
A.
Kesimpulan ....................................................................................... 13
B.
Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seperti telah dipaparkan dimuka, baik hewan maupun manusia
merupakan makhluk yang hidup, makhluk yang berkembang, makhluk yang aktif.
Hewan dan manusia dalam berbuat atau bertindak selain terikat oleh
faktor-faktor yang datang dari luar, juga ditentukan oleh faktor-faktor yang
terdapat dalam diri organisme yang bersangkutan. Oleh karena itu baik hewan
maupun manusia dalam bertindak selain ditentukan oleh faktor luar juga
ditentukan oleh faktor dalam, yaitu berupa kekuatan yang datang dari organisme
yang bersangkutan yang menjadi pendorong dalam tindakannya. Dorongan yang
datang dari dalam untuk berbuat itu yang disebut motif. Motif berasal dari
bahasa Latin movere yang berarti bergerak atau to move (Branca,
1964). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
organisme yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sendiri, tetapi
saling kait mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi
motif disebut motifasi. Kalau orang ingin m engetahui mengapa orang berbuat
atau berperilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka orang tersebut
akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi (motivated
behavior). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme
yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
motivasi itu mempunyai 3 aspek, yaitu (1)keadaan terdorong dalam diri organisme
(driving state), yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan
misalnyakebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan
mental seperti berpikir dan ingatan; (2) perilaku yang timbul dan terarah
karena keadaan ini; dan (3) goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku
tersebut.[1]
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu
kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah
ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa pengertian Motivasi ?
2. Apakah Teori-teori Motivasi ?
3. Apa Faktor Motivasi dalam agresi ?
4. Apa saja macam-macam Motivasi ?
5. Apa saja prinsip-prinsip Motivasi ?
6. Bagaimana upaya meningkatkan Motivasi
belajar ?
C. Metode Pemecahan Masalah
Metode
pemecahan masalah yang dilakukan melalui study literatur atau metode kajian
pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi lainnya yang merujuk pada
permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan
menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan
langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan
jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta
pengorganisasian jawaban permasalahan.
D.
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan
yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan
masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III,
bagian penutup yang terdiri dari Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Motivasi
Istilah Motivasi, seperti halnya kata emosi, berasal
dari bahasa latin, yang berarti “bergerak”. Ilmu psikilogi tentu saja
mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajari penyebab
atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Bagi para
psikolog, motivasi merujuk pada suatu proses dalam diri manusia atau hewan yang
menyebabkan organisme tersebut bergerak menuju satu tujuan, atau
bergerak menjauh dari situasi yang tidak menyenangkan.
Selama beberapa decade, penelitian-penelitian mengenai
motivasi didominasi oleh penelitian-penelitian yang mempelajari dorongan
biologis, seperti dorongan-dorongan untuk mendapatkan makanan dan minuman,
untuk melakukan hubungan seksual, untk menjadi unik, dan untuk menghindari suhu
yang tidak menyenangkan, atau rasa sakit.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan
dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik diperlukan bila mitivasi
intrinsic tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.[2]
Banyak ahli
yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka
masing-masing namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah
energi dalm diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu.
1.
Mc. Donal mengatakan, Motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
2. Menurut Oemar Hamalik (dalam Dalyono,2002)
perubahan energy dalam diri seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata
berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai tujuan tertentu dari
aktivitasnya, maka seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.[3]
B. Lingkaran
Motivasi
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas (melingkar), yaitu
motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan (goal), dan
akhirnya setelah tujuan (goal) tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi
itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Siklus
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
The
basic motivational cycle
Pada tahap timbulnya keadaan pemicu (driving state). Istilah drive dorongan
atau picu biasanya digunakan bila yang timbul itu berdasarkan kebutuhan
biologis atau fisiologis. Drive juga bisa timbul karena pengaruh
stimulus luar, misal gambar yang merangsang.
Sudah barang tentu tujuan akan bergantung pada motif yang ada pada
diri organisme, kebutuhan atau motif apa yang sedang aktif dalam diri organisme
yang bersangkutan. Sementara tujuan bersifat positif, misal makanan, kemitraan,
kesejukan udara dan sebagainya. Ini merupakan hal yang ingin dicapai, individu
atau organisme berusaha untuk mencapainya. Namun sebaliknya ada tujuan yang
bersifat negatif, yaitu tujuan yang ingin dihindari atau ditolak oleh
organisme, misalnya keadaan yang membahayakan, keadaan yang tidak menyenagkan.
Keadaan semacam ini akan dihindari oleh organisme, atau dijauhi oleh organisme.
C. Teori-teori
Motivasi
1. Teori Psikoanalisis.
Merupakan
metode untuk menangani gangguan mental, juga merupakan teori tentang Motivasi
manusia.
Contohnya:
a.
Dorongan Naluri.
ferud yakni bahwa semua perilaku berasal
dari dua kelompok naluri yang bertentangan: naluri kehidaupan, yang
meningkatkan hidup dan pertumbuhan seseorang, dan naluri kematian, yang
mendorong individu kearah kehancuran. Energi naluri kehidupan adalah libido, yang
terutama berkisar diantara kegiatan seksual. Naluri kematian dapat diarahkan
kedalam diri, dalam bentuk bunuh diri atau perilaku merusak diri yang lain,
atau keluar diri, dalam bentuk agresi terhadap orang lain. Oleh sebab itu freud
yakin bahwa sesk dan agresi merupakan dua motif dasar prilaku manusia.
b. Perilaku yang dapat mengungkapkan adanya
motif tak sadar.
Meskipun para penulis dan para pakar
filsfat telah lama mengakui adanya kendali tak sadar terhadap tingkah laku
manusia, Freud merupakan orang pertama yang menaruh perhatian terhadap peranan
penting motif tak sadar dalam prilaku manusia.
2. Teori belajar social.
Merupakan
Teori yang menekankan interaksi antara perilaku dan lingkungan, yang memusatkan
diri pada pola prilaku yang dikembangkan individu untuk menguasai lingkungan
dan bukan pada dorongan naluriah.
Contohnya:
a. Belajar dari orang lain.
Vicarious learning teori belajar social
juga menekankan makna penting belajar dari orang lain, atau belajar melalui
observasi. Beberapa pola prilaku dipelajari melalui pengamatan terhadap
pprilaku orang lain dan observasi terhadap akibat yang ditimbulkannya.
b.
Pengaturan diri ( Self Regulation ) .
Penekannan lain dari teori belajar sosial
adalah makna penting proses pengaturan diri. Suatu prilaku tertentu menimbulkan
akibat eksternal, tetapi juga menimbulkan reaksi evaluasi diri.
D.
Faktor-faktor Motivasi
Agresi biasanya didefisinikan sebagai
perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang lain (secara fisik atau veral)
atau merusak harta benda. Kata kunci dari defisinisi ini adalah maksud. Jika
seseorang secara tidak sengaja menginjak kaki Anda di sebuah tangga berjalan
yang penuh dengan segera minta maaf, Anda tidak dapat mencap perilakunya
agresif.
Jika seseorang berjalan menuju kearah anda,
pada saat anda duduk di bangku belajar, dan menginjak kaki anda , tentu anda
sangat marah terhadap tindakan agresif yang terang-terangan tersebut. Tetapi ,
tindakan agresif yang disengaja pun bias merupakan sesuatu tujuan disamping
mengakibatkan luka . kekuasaan, kekayaan ,dan status hanya merupakan sebagian
dari tujuan yang dapat di capai melalui cara-cara agresif.
Beberapa pakar psikologi membuat perbedaan
antara agresi permusuhan (hostile aggression), yang semata-mata dilakukan
dengan maksud menyakiti orang lain ,dan agresi instrumental (instrumental
aggression) yang ditunjukan untuk mendapatkan ganjaran lain selain penderitaan
korbannya. Agresi instrumental mencakup perkelahian untuk membela diri, penyerangan
terhadap seseorang ketika terjadi perampokan,perkelahian, untuk membuktikan
kekuasaan atau dominansi seseorang. Tetapi perbedaan antara agresi permusuhan dan
agresi instrumental tidak terlalu jelas.[4]
E. Macam-macam
Motivasi
Dalam membicarakan jenis-jenis motivasi,hanya
akan dibahas dari dua sudut pandang,yakni motivasi yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang berasal
dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan
suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.Dalam aktivitas
belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan,terutama belajar sendiri. Dorongan untuk belajar bersumber pada
kebutuhan,yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan.Jadi,motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan
tujuan esensial,bukan sekadar atribut dan seremonial.
2.
Motivasi Ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
dari luar. Motivasi
belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya
diluar factor-faktor situasi belajar (resides in some factor outside the learning situation). Misalnya untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan
sebagainya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan
tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik termotivasi
untuk belajar. Kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan
merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan berfungsi sebagai
pendorong, tetapi menjadikan anak didik malas belajar. Oleh karena itu, guru
harus bias dan pandai mempergunakan motivasi ekstrinsik dengan akurat dan benar
dalam rangka menunjang proses intrinsik edukatif dikelas.
F. Prinsip dan
Fungsi Motivasi
Diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu:
1. Motivasi sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar.
2. Motivasi intrinsik lebih utama daripada
motivasi ekstrinsik dalam belajar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada
hukuman.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan
dalam belajar.
5. Motivasi dapat memupuk optimism dalam
belajar.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Adapun
fungsi motivasi dalam proses belajar adalah:
1. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
2. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
3. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
Sedangkan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka
mengarahkan belajar anak didik dikelas adalah sebagai berikut: member angka,
hadiah, kompetisi, ego-involvement, member ulangan, mengetahui hasil, pujian,
hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui.
G. Upaya
Meningkatkan Motifiasi Belajar.
Menurut De Decce dan Grawford (dalam
Dalyono, 2001), ada empat fungsi guru sebagi pengajar yang berhubungan dengan
cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu:
1.
Menggairahkan anak didik.
Sebagai seorang guru, harus memelihara minat
anak didik dalam belajar, dengan memberikan kebebasan tertentu untuk berpindah
dari satu aspek ke aspek lain pelajar dalam situasi belajar. Discrovery
learning dan brain storming merupakan metode dan memberikan kebebasan terhadap
anak didik, maka guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi
awal setiap anak didiknya.
2. Memberikan Harapan Realitis
Guru harus memelihara harapan-harapan anak
didik yang realitis dan memodifikasi harapan-harapan yang tidak realitis. Untuk
itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keberhasilan atau
kegagalan akademis setiap anak didik di masa lalu. Dengan demikian, guru dapat
membedakaan antara harapan-harapan yang realities, pesimitis atau terlalu
optimis. Bila anak didik telah banyak mengalami kegagalan, maka guru harus
memberikan sebanyak mungngkin keberhasilan kepada anak didik.
3. Memberikan insentif.
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru di
harapkan memberikan hadiah kepada anak didik (dapat berupa pujian atau angka
yang baik), atas keberhasilan, sehingga anak terdorong untuk mrlakukan usah
lebih lanjutguna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
4. Mengarahkan perilaku anak didik
Mengarahkan perilaku anak didik adalah
tugas guru. Disisni kepada guru dituntut untuk memberikan respon terhadap
anak didik yang tak terlibat langsung
dalam kegiatan belajar dikelas. Anak didik yang diam, membuat keributan, yang
berbicara sesamanya, dan sebagainya harus diberikan teguran secara arif dan
bijaksana, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut
dan dengan perkataan yang ramah dan baik.
Seperti dikutip oleh Gage dan Berliner, Raven
(dalam Dalyono, 2002) mensyaratkan sejumlah cara meningkatkan motivasi anak
didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran.
1. Pergunakan pujian verbal
Penerimaan sosial yang mengikuti tingkah laku yang diinginkan dapat
menjadi alat yang cukup dapat dipercaya untuk mengubah prestasi dan tingkah
laku akademis kea rah yang diinginkan. Kata-kata seperti bagus, baik,
pekerjaanmu baik, yang diucapkan segera setelah anak didik selesai mengerjakan
pekerjaan yang diperintahkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan,
merupakan pembangkit motivasi yang besar. Penerimaan sosial merupakan suatu
penguat atau insentif yang relatif konsisten.
2.
Pergunakan tes dan nilai secara bijaksana
Kenyataan bahwa tes dan nilai pakai sebagai dasar berbagai hadiah sosial (penerimaan
lingkungan, promosi,pekerjaan yang baik, uang yang lebih banyak,dan sebagainya)
menyebabkan tes dan nilai dapat menjadi suatu kekuatan untuk memotivasi anak
didik. Anak didik belajar bahwa belajar bahwa ada keuntungan yang diasosiasikan
dengan nilai yang tinggi. Dengan demikian, memberikan tes dan nilai mempunyai
efek dalam memotivasi anak didik untuk belajar. Akan tetapi, tes dan nilai
harus dipakai secara bijaksana, yaitu untuk memberikan informasi kepada anak
didik untuk menilai penguasaan dan kemajuan anak didik, bukan untuk menghukum
atau membanding-bandingkan dengan anak didik lainya. Penilaian diberikan sesuai
dengan prestasi kerja dan perilaku yang ditunjukkan oleh anak didik dan bukan
atas kemauan guru yang semena-mena. Penyalahgunaan tes dan nilai mengakibatkan
menurunnya keinginan anak didik untuk berusaha belajar dengan baik.
3.
Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrat eksplorasi
Didalam diri anak didik, ada potensi yang besar yaitu rsa ingin tahu terhadap
sesuatu. Potensi ini dapat ditumbuhkan dengan menyediakan lingkungan belajar
yang kreatif. Rasa ingin tahu pada anak didik melahirkan kegiatan yang positif,
yaitu eksplorasi. Keinginan
anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dalam situasi yang baru
merupakan desakan eksploratif dari dalam diri anak didik. Kebangkitan motifasi
tidak bisa dibendung bila didalam diri anak sudah membara terasa ingin tahu dan
hasrat eksplorasi.[5]
BAB III
ANALISA
1.
Motiflah yang memberi dorongan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas.
2.
Motif tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi motif dapat diketahui
dari perilaku, inilah yang disebut dengan Motifasi.
3.
Motivasi dibagi menjadi 2, yakni motivasi intrinsik (datang dari dalam
diri) dan motivasi ekstrinsik (datang dari luar diri).
4.
Motivasi tidak bersifat permanen. Ada banyak hal yang bisa dengan mudah
menghilangkan atau memunculkan motivasi.
5.
Motivasi intrinsik sebenarnya lebih diperlukan karena lebih bersifat tahan
lama dibanding motivasi ekstrinsik, namun kedua motivasi ini saling
mempengaruhi satu sama lain.
6.
Motivasi satu ketika bisa menjadi sangat besar, terkadang sedang, tapi juga
terkadang tiba-tiba menghilang tanpa bekas.
7.
Saat kita dalam kondisi didasar keterpurukan, maka timbul semangat untuk
bangkit, yang berasal dari dalam diri kita. Disini akan timbul motivasi dan
kita akan berusaha untuk mencapai titik tujuan. Dan setelah kita berhasil
bangkit serta tujuan kita tercapai, motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan
kembali ke keadaan semula.
8.
Ketika menerima kritik kebanyakan orang akan terpuruk, lalu mencari
motifasi untuk bangkit, ketika menerima pujian orang cenderung bertindak
berlebihan, menyepelekan, menggampangkan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi motivasi adalah adalah sebuah alasan atau
dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali
disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar
maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari
dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi
dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara
motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Teori-teori motivasi ada 2 yaitu pertama, teori psikoanalisis merupakan
metode untuk menangani gangguan mental, juga merupakan teori tentang motivasi
manusia. Kedua, teori belajar
sosial merupakan teori yang menekankan interaksi antara perilaku dan
lingkungan, yang memusatkan diri pada pola prilaku yang dikembangkan individu
untuk menguasai lingkungan dan bukan pada dorongan naluriah.
Jenis motifasi dibedakan menjadi 2 yaitu Motivasi intrinsik dan Motivasi
ekstrinsik Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang datang dari dalam diri
individu. Motivasi ekstrinsik biasa didefinisikan sebagai motivasi yang datang
dari luar individu. Secara umum, motivasi ekstrinsik lebih sering
berbentuk materi atau juga pujian.
B.
Saran
Saat kita dalam kondisi dibawah (terpuruk), percayalah bahwa penderitaan
pasti ada akhirnya. maka motifasilah diri dengan hal-hal yang positif seperti
pendekatan hati nurani kita dengan cahaya (nur) Allah Swt. Saat kondisi kita
diatas ingatlah kebahagiaan juga pasti ada akhirnya. intinya jangan lihat
kebahagiaan atau penderitaan itu. Tapi lihatlah dibalik kebahagiaan dan
penderitaan itu ada Allah Swt. Saran akhir dari penulis “ Dipuji tidak terbang,
dikritik tidak tumbang”.
DAFTAR
PUSTAKA
Hilgard, Ernest R. 1982. Pengantar Psikologi (Terjemah
Indonesia). Jakarta: Erlangga.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wade, Carol dan Carole Tavris. 2007. Psychology (Terjemah Indonesia). Jakarta:
Erlangga.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Offset.
[1] Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010), hlm. 240-241
[2] Carol Wade,
Carole Tavris, Psychology (Terjemah Indonesia) , (Jakarta:
Erlangga,2007), hlm. 143-144
[3] Haryu
Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2012), hlm,259
[4] Ernest R.
Hilgard, Pengantar Psikologi(Terjemah Indonesia), (Jakarta:
Erlangga,1982), hlm.55-61
[5] Haryu
Islamuddin. op. cit., hlm. 260-267
EmoticonEmoticon