PSIKOPEND Resensi Film: TAARE ZAMEEN PAR (LIKE STARS ON EARTH)



Resensi Film:

TAARE ZAMEEN PAR (LIKE STARS ON EARTH)
Sutradara : Aamir Khan

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Semester Genap Tahun 2016

Dosen Pengampu: Siti Mumun Muniroh, S.Psi, MA

















Oleh :
Fatchurahman Ali
(2021114145)

Kelas: A



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI  (STAIN)
PEKALONGAN
2016
IDENTITAS FILM :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXClQDEiD5aZ1ayMGlo0_vhMGD1QGmZWj5j_mJDfufaAGGR4pyGlbNn_MLq2l_GfDxnBmECiW2rentBTED7Bv6dOrUOITf93tWOIMfDz1wx_nOPSkayRast-3b7ngK6pelIF0VBkRfKvo/s320/taare-zameen-par-2007.jpg
                                                                             
Judul Film       : Taare Zameen Par (Like Stars On Earth)
Sutradara         : Aamir Khan
Pemeran          :
1.      Darsheel Safary sebagai Ishaan
2.      Aamir Khan sebagai Pak Guru Nikumbh
3.      Tanay Cheda sebagai Rajan
4.      Sachet Engineer sebagai Yohan
5.      Tisca Chopra sebagai Mama Ishaan
6.      Vipin Sharman sebagai Papa Ishan
7.      Ravi Khanwilker sebagai Pak Holkar
8.      M. k. Raina sebagai Kepala Sekolah
Produksi            :  Aamir Khan Productions PVT
Negara               : India
Tahun                 : 2007


PENGANTAR :
Setiap anak yang lahir ke dunia adalah anugrah pemberian Tuhan. Sejak awal dilahirkan anak memiliki kelebihan masing-masing, tetapi terkadang banyak orang disekitarnya yang tidak tahu, acuh atau justru malah balik menyudutkan anak tersebut dengan kekurangan yang dimilikinya. Tekanan-tekanan yang didapatkan dari lingkungannya akan membuat anak menjadi kecil hati dan merasa hidupnya tidak ada artinya lagi. Berhubungan dengan hal itu, ada satu film India yang menceritakan kisah hidup seorang anak dengan segala perjuangannya yang akan membuat kita sadar bahwa “Every child is special”.
ISI FILM :
Perkenalan :
Film Taare Zameen Par (Like Stars On Earth) adalah salah satu film India yang bertema pendidikan. Film ini disutradarai langsung oleh bintang Bollywood Aamir Khan. Film ini diawali dengan seorang guru yang membacakan hasil nilai dari murid-muridnya, diantara nilai-nilai yang disebutkan, ada satu anak yang hasil nilainya selalu jelek bila dibandingkan dengan murid-murid lainnya. Nama murid itu adalah Ishan Awasthi yang diperankan oleh Darsheel Safary.
Saat melihat tingkah laku Ishan awasthi, orang akan menganggap kalau dia adalah anak yang nakal. Bahkan penulis sendiri ketika pertama kali menonton film ini mengira kalau Ishan adalah anak yang ‘bandel wal ngeyel’. Apalagi dengan gigi tongosnya yang khas semakin membuat karakter nakalnya terlihat riil. Berbeda ketika kita melihat Yohan (Kakak Ishan) yang multitalent dan selalu mendapatkan peringkat pertama disemua mata pelajaran, Aljabar, geometry, fisika, kimia, biologi, sejarah, bahasa inggris, geography, hanya saja satu mata pelajaran yang dia mendapatkan peringkat kedua yaitu bahasa hindi.
Suatu hari saat kelas bahasa inggris, Ishan melamun melihat lalulalang kendaraan dari arah jendela didalam kelas. Tiba-tiba Ibu guru yang galak menegurnya supaya membuka buku halaman 38. Kemudian bu guru menyuruh Ishan untuk membacanya dengan baik dan keras, akan tetapi Ishan melihat tulisan yang ada didalam buku itu menari-nari. Bu guru tidak percaya dan mengira kalau Ishan hanya ingin mencoba melucu. Karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan, lalu Ishan membacanya dengan cepat, keras, dan tidak jelas yang membuat teman-teman dikelasnya tertawa terbahak-bahak. Ibu guru yang kehabisan kesabaran kemudian menyuruh Ishan keluar kelas.


Awal Masalah :
Ishan awasthi sekarang benar-benar memilih malas belajar dikelas, karena memang tidak ada yang mengerti keadaannya. Dia nekat dan sudah tidak tanggung-tanggung lagi dalam dunia kenakalannya. Bahkan orang tuanya sekalipun tidak bisa memahami masalah yang dihadapinya. Suatu hari Ishan membolos sekolah karena bosan dengan suasana dikelas. Dia berkeliling dijalanan sendirian. Dia merasa hidup sendiri, melangkah dia tersandung, banyak liku-liku yang dihadapi, jalan kecil yang dilalui. Dalam hatinya seperti ada pertempuran dahsyat yang mengacaukan. Dia menyendiri, merenung, lalu muncul cahaya keyakinan suatu saat dunianya akan terungkap dan akan mengejutkan semua orang. Dia berbicara kepada dirinya sendiri bahwa jika aku rapuh, maka aku akan bangkit.
Ishan sangat suka melukis, imajinasinya begitu kuat. Bahkan saat menjawab soal matematika dia berpikir untuk menjawabnya dengan menggunakan imajinasinya yang anak lain tidak memilikinya. Tapi orang-orang disekitarnya tidak ada yang tahu, yang mereka tahu Ishan hanyalah anak nakal, idiot, dan bodoh.
 Suatu hari orang tua Ishan dipanggil ke sekolah karena beberapa hari sebelumnya Ishan membolos sekolah. Diruang guru kedua orang tua Ishan menghadap kepala sekolah dan beberapa guru. Semua guru berkata kalau Ishan masih sama seperti tahun kemarin, mengulang kesalahan yang sama, membaca dan menulis seperti hukumuan buat dia, tidak pernah memperhatikan dikelas, setiap saat selalu ijin ke toilet, membuat kacau kelas dengan sendau guraunya, nilainya nol pada semua mata pelajaran. Karena sudah tahun kedua Ishan berada kelas 3, pihak sekolah memutuskan untuk memindahkan Ishan ke sekolah lain.
Klimaks / Puncak Masalah :
Akhirnya kedua orangtuanya memindahkan Ishan ke sekolah asrama. Ditempat barunya ini Ishan semakin merasa sendiri walaupun dalam keramaian asrama. Seperti kehilangan jalan pulang, hatiya berkata “Jangan buang aku ke tempat yang jauh dimana kamu tidak akan mengingatku. Sebegitu burukkah aku, Ma.” Rindunya menggebu-gebu kepada suasana rumah. Saat malam datang, dan semua teman-teman diasrama sudah terlelap. Matanya mencari-cari, berharap pertolongan, dalam gelapnya malam. Karena sudah tidak kuat menahan sesaknya dada, Ishan yang tangguh pun meneteskan air mata kerinduannya. Air matanya menenggelamkan hatinya yang sudah kacau.
Dikelas barunya Ishan Nandkishore Awasthi masih sama seperti sebelumnya. Saat dia melihat sebuah tulisan, tulisan itu terbalik-balik dan menari-nari. Ishan sempat mencoba untuk bangkit, akan tetapi usahanya masih juga sia-sia. Tulisan masih tetap menari-nari dimatanya. Ditambah lagi semua orang mengolok-oloknya raja idiot, bodoh, malas, gila, nilai hancur, hasil yang mengerikan. Kini dia benar-benar sudah tersudutkan oleh keadaan disekitarnya. Kesunyian telah mengisi hatinya bahkan sudah tidak bisa merasakan luka lagi. Semua perasaan telah meninggalkannya. Dia benar-benar kosong.
Sekarang Ishan menjadi sangat pendiam. Semua guru selalu mencelanya dan ada juga yang kadang sampai menghukumnya. Ketika Pak Hokar (Guru Seni) pindah mengajar gambar di NewZeland, pelajaran seni diganti oleh guru pengganti sementara. Guru itu sangat berbeda dengan guru-guru lainnya. Beliau sangat menghargai bakat setiap muridnya. Namanya adalah Pak guru Ram Shankar Nikumb yang diperankan oleh Aamir Khan.
Saat pertama kali masuk kelas, Pak Nikumb melihat keanehan yang terjadi pada diri Ishan. Beliau keheranan karena melihat Ishan yang hanya diam, tidak berkata sepatah katapun. Pak Nikumb yang juga mengajar di sekolah anak-anak keterbelakangan mental mulai penasaran dan segera mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ishan Awasthi. Pak Nikumb mulai mencari tahu hal tersebut dengan bertanya kepada Rajan Damodaran yang tidak lain adalah teman sebangku dari Ishan Awasthi. Dari Rajan Damodaran beliau mendapatkan informasi bahwa Ishan tidak bisa membaca dan menulis, buku-bukunya penuh dengan nilai merah, dia  pernah mencoba bangkit tapi tetap saja tidak bisa. Pak Nikumb yang mendengar hal tersebut mendadak mengerutkan keningnya. Seolah-olah beliau mulai menemukan kunci kegelisahannya.
Setelah mendapatkan informasi dari Rajan, Pak Nikumb berinisiatif untuk mengumpulkan buku-buku tulisan milik Ishan Awasthi. Setelah membuka-buka buku tulisan milik Ishan, beliau menemukan tulisan-tulisan yang terbalik-balik. Beliau mulai sadar, ternyata apa yang menjadi kegelisahannya benar. Ishan bukannya bodoh, malas, atau tidak mau belajar. Tetapi dia memiliki kesulitan mengenal huruf. Dia mempunyai kesulitan dalam membaca dan menulis yang biasa disebut dyslexia. Dalam hatinya beliau berkata “seorang anak kecil berumur 8 atau 9 tahun, belum bisa membaca dan menulis. Tidak bisa melakukan hal-hal yang biasa. Tidak bisa melakukan semua hal yang biasanya anak-anak seumurannya bisa melakukannya dengan mudah. Tapi apa yang harus dihadapinya?, kepercayaan dirinya telah hancur.”
Untuk memastikan, Pak Nikumb  pergi kerumah orang tua Ishan. Beliau ingin menjelaskan kepada kedua orang tua Ishan yang sudah terlanjur salah paham. Pada awalnya, ayah Ishan tidak percaya dan belum mengerti apa yang dibicarakan Pak Nikumb. Namun dengan kecerdikan Pak Nikumb, akhirnya kedua orang tua Ishan mulai mengerti.  kemudian Ayah Ishan memperlihatkan hasil lukisan-lukisan karya Ishan kepada Pak Nikumb. Pak Nikumb berkomentar : “ini pemikiran yang tajam dengan imajinasi yang kuat.“ beliau melanjutkan  berkata :”sangat disayangkan sekarang dia telah benar-benar berhenti melukis, sifat pemberontaknya juga telah hancur disana.” Setelah lama berbincang, Pak Nikumb pulang dengan membawa salah satu hasil karya Ishan berupa ‘gambar perpisahan’.
Anti Klimaks :
Keesokan harinya dikelas, Pak Nikumb memperlihatkan ‘gambar perpisan’ kepada Ishan.  Setelah memperlihatkannya Pak Nikumb lalu berkata : ”Teman-teman hari ini aku akan bercerita.” Yeee… anak-anak menyambut gembira. “Pada suatu hari ada seorang anak laki-laki yang tidak bisa membaca dan menulis walaupun sulit dia tetap mencoba. Dia tidak bisa ingat kalau setelah huruf X adalah Y. kata-kata adalah musuhnya, jika ia melihat huruf, maka huruf-huruf itu menari-nari, menakuti dan menyiksa dia. Belajar melelahkan bagi dia, tapi siapa yang mau berbagi kesengsaraan dengan dia? Otaknya penuh, tidak masuk akal. Alphabet menari-nari seperti disko. Suatu hari bocah malang itu selalu gagal dalam pelajarannya. Setiap orang tertawa, tapi dia tetap memasang wajah berani. Dan suatu hai dia mendapatkan emas. Dunia tercengang ketika teorinya diceritakan tebak siapa dia?” Ishan terlihat menundukan pandangan, seolah-olah yang diceritakan  adalah dirinya. Pak Nikumb memperlihatkan sebuah foto. Anak-anak pun menjawab :”Albert Einstein.” Benar, Albert Einstein seorang ilmuan besar. Pria yang menghebohkan dunia dengan teori relativitasnya. Gerak brownan, fotoelektrik. Dia mendapatkan penghargaan Nobel pada tahun 1921.


“Oke sekarang tolong nyalakan lampunya!” Perintah Pak Nikumb. Ishan pun bergegas berdiri untuk menyalakan lampu. “Siapa yang menerangkan dunia dengan lampunya?” tanya Pak Nikumb. Ishan menjawab “Thomas Alva Edison”. “Ya, Tepat Sekali.” Sahut Pak Nikumb. “Dia juga tidak bisa membaca dan menulis dengan benar.” lanjutnya “Lalu kenapa aku menceritakan semua ini kepada kalian?” anak-anak terdiam. “Untuk menceritakan bahwa ada permata seperti itu diantara kita. Yang mengubah dunia, karena mereka bisa melihat dunia dengan cara yang berbeda. Pemikiran mereka unik dan tidak setiap orang bisa mengerti mereka. Mereka menentang, sekarang mereka muncul menjadi pemenang dan dunia dibut terkejut ” Jelasnya. “Jadi ayo kita keluar dan ciptakan sesuatu yang berbeda, diluar apa yang kita temukan menarik. Batu, tongkat, sampah.. Ayo kita ke kolam kecil.” Perintahnya.
Saat semua anak akan pergi kesungai kecil, Pak Nikumb memanggil Ishan. “Ishan tunggu!” kemudian beliau berkata “Kamu tahu, ada seseorang yang tidak aku sebutkan namanya, mungkin karena dia tidak terkenal. Tapi masalah dia sama, namanya adalah… Ram Shankar Nikumb.” Ishan terkejut mendengarnya. Pak Nikumb terus menjelaskan “Sewaktu kecil, aku juga memiliki masalah dalam belajar. Ayahku tidak pernah mengerti aku. Dia piker aku nakal, mencari-cari alasan agar tidak belajar. Dia berhenti mengajarkan aku menulis. Apa aku bego, seorang yang idiot?” Sekarang inilah aku. “Ayo kita pergi!” Ajaknya.
Selang beberapa hari, Pak Nikumb menemui kepala sekolah. Beliau meminta kepala sekolah untuk lebih memperhatikan Ishan. Ishan memiliki kemampuan yang luar biasa. Pak Nukimb meminta izin untuk mendidik Ishan dan meminta jam tambahan khusus untuk mengajarnya. Setelah mendapat izin kepala sekolah, hari demi hari Pak Nikumb mengajari Ishan menulis dan membaca secara pribadi. Pak Nikumb begitu tahu bagaimana mengajarkan khusus kepada anak penderita dyslexia.
Penyelesaian Masalah :
Suatu hari Pak Nikumb mengadakan lomba melukis untuk guru, murid dan semuanya. Saat hari lomba melukis, Ishan bangun pagi-pagi betul lalu pergi ke kolam kecil untuk mencari inspirasi melukis. Lomba melukis diadakan ditaman dekat sekolah yang diikuti semua murid dan guru. Saat lomba sudah dimulai Ishan tidak terlihat ditempat perlombaan. Pak Nikumb mencari-cari Ishan, namun masih juga tidak terlihat ditempat. Pak Nikumb terus mencari, dan bertanya-tanya kepada teman-teman Ishan, tetapi semua mengatakan tidak tahu. Setelah hamper separuh waktu berjalan, Ishan pun muncul, Pak Nikumb langsung berlari untuk memberikan kertas, dan alat lukis kepada Ishan. Sekarang semuanya  focus pada lomba melukis. Bahkan Pak Nikumb juga ikut melukis.
Akhirnya waktu perlombaan telah habis. Ishan menyerahkan hasil lukisannya kepada Pak Nikumb. Pak Nikumb tersenyum kagum melihat hasil lukisan berbentuk alam yang berkemilauan. Saat Ishan mencoba melihat hasil lukisan Pak Nikumb, Ishan justru lebih terkejut disbanding Pak Nikumb. Dia melihat lukisan wajah senyum dirinya yang tercoret dengan kanvas yang indah. Dia memandang kearah Pak Nikumb, mata keduanya berpandangan dan meneteskan airmata haru secara bersamaan.
Pengumuman hasil perlombaan pun dimulai. Semua peserta lomba penasaran menunggu hasil perlombaan. Kepala sekolah memimpin pengumuman perlombaan. Jantung semuanya berdegup kencang seperti genderang mau perang. Kepala sekolah menjelaskan bahwa dewan juri kesulitan menentukan juara diantara dua lukisan. Kedua lukisan itu nampaknya seri. Kepala Sekolah memberi nama keduanya “Lukisan Pekan Seni Terbaik” tapi itu tidak mungkin. Karena lukisan yang menang ini akan dijadikan sampul depan buku tahunan sekolah. Tapi setelah berpikir lebih lanjut dewan juri memutuskan dan memilih bahwa lukisan seorang murid mengalakan gurunya. Yang menjadi juara adalah Ishan Nandkishore Awasthi dari kelas 3D  yang mengalahkan lukisan dari Pak Ram Shankar Nikumb.
KELEBIHAN :
Film ini sangat menginspirasi kita semua. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari film ini. Terutama untuk orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Bahwa kita tidak boleh memandang orang lain dalam satu sisi yang kita lihat saja. Karena sisi lain dari mereka yang tidak terlihat, terkadang justru lebih baik dari apa yang kita banggakan pada diri kita. Film ini juga bisa memberikan motivasi kepada anak-anak yang mengalami sulitnya memahami persoalan-persoalan dalam perjalan hidup.
KEKURANGAN :
Film ini banyak memberikan inspirasi, namun dari sekian kelebihan-kelebihan film ini tentu memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan film ini misalnya ketika dilihat kedunia nyata, film ini seperti khayalan belaka, seperti hal yang mustahil terjadi. Pendidik yang memiliki karakter  seperti Pak Nikumb, yang bisa mengerti keadaan murid, yang tidak membeda-bedakan murid, yang tidak melihat murid dari sisi yang terlihat saja, yang sangat dekat kepada murid, yang membuat semua murid terasa nyaman dan senang dan “yang-yang” yang lainnya. Pendidik yang seperti ini  sepertinya sulit, atau bahkan tidak akan pernah kita jumpai dizaman sekarang ini. Guru yang dulu katanya pahlawan tanpa tanda jasa, sekarang seolah sudah berubah menjadi pahlawan yang mengharapkan jasa.
AMANAT :


Apa yang kita lihat,,,
Kita rasakan…
Dan apa yang kita tidak lihat,,,
 Kita tidak rasakan.
Tapi kadang-kadang..
Apa yang kita lihat, sebenarnya tidak ada.
Dan apa yang kita tidak lihat ..
Sebenarnya ada.

Ishaan Nandkishore Awasthi


EmoticonEmoticon