makalah bank perkreditan rakyat (BPR) staimafa pati

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Indonesia merupakan suatu negara yang sebenarnya adalah negara yang kaya, yang memiliki potensi yang baik untuk maju. Namun sayangnya banyak sekali hambatan-hambatan yang menghalangi kemajuan tersebut. Salah satunya adalah faktor keuangan diIndonesia, yang sampai saat ini menjadi masalah yang dianggap cukup pelik. Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan suatu kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Oleh karena itu hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian ataupun pertumbuhan dengan suatu kegiatan usaha dari perusahaan dengan eksistensi perkreditan mempunyai koefisien korelasi yang sangat erat. Dalam suatu kegiatan UKM (Usaha Kecil Menengah) dari perusahaan membutuhkan modal untuk terus menjalankan suatu usahanya dan UKM bukanlah apa-apa jika tanpa modal/dana. Untuk itu diperlukan lembaga yang bersedia memberikan suntikan modal bagi seluruh UKM agar dapat maju dan bertahan. Salah satu lembaga yang bersediameminjamkan modal kepada UKM adalah Bank Perkereditan Rakyat.
            Melalui makalah ini penulis akan menjelaskan bagaimana peran BPR bagi pertumbuhan ekonomi di indonesia. Semoga melalui makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Bank Perkreditan Rakyat itu?
2.      Bagaimana peran BPR bagi pertumbuhan perekonomian di Indonesia?
3.      Apa kendala yang dihadapi BPR dalam pembiayaan UMK?
4.      Apa prospek ke depan dalam rangka pembiayaan UMK?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.[1]
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat atau surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
B.     Peranan Bank Perkreditan Rakyat
1.      Peranan Bank Perkreditan Rakyat Dalam Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
     Pengertian atau definisi bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya ke dalam masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sehubungan dengan definisi bank tersebut bank menduduki posisi yang strategis di dalam perekonomian nasional karena :
1) Bank berperan dalam pembangunan nasional
2) Bank berperan dalam pembagian pendapatan masyarakat.
·         Peranan bank dalam pembangunan nasional yakni, kegiatan bank dalam menghimpun atau memobilisasi dana yang menganggur dari masyarakat dan perusahaan-perusahaan kemudian disalurkan ke dalam usaha-usaha yang produktif untuk berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, pertambangan, perindustrian, pengangkutan, perdagangan dan jasa-jasa lainnya akan meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan masyarakat. Demikian pula akan membuka dan memperluas lapangan atau kesempatan kerja. Sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang menganggur di dalam masyarakat. Kegiatan dalam pemberian jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dapat membantu memperbesar dan memperlancar arus barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat.
·         Peranan bank dalam pembagian pendapatan masyarakat yakni, dalam kebijakan pemberian kredit bank mempunyai peranan yang sangat penting karena turut menentukan pembagian pendapatan masyarakat.
               Kredit merupakan sarana yang ampuh bagi mereka yang memperolehnya, sebab dengan memperoleh kredit seseorang dapat menguasai faktor-faktor produksi untuk kegiatan usahanya. Sehubungan dengan itu melalui sistem perbankan yang kita miliki dan kebijakan perkreditan yang tepat bank dapat melaksanakan fungsinya dalam membantu pemerintah untuk memeratakan kesempatan berusaha dan pendapatan di dalam masyarakat. Dengan demikian kita dapat turut mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan, yaitu masyarakat yang adil dan makmur.[2]
2.      Peran Bank Perkereditan Rakyat (Bank khusus untuk melayani usaha kecil)
Sebagian besar masyarakat Indonesia yang tidak bekerja pada sektor pemerintahan/perkantoran banyak yang bekerja secara mandiri dengan mendirikan suatu usaha kecil / rumah tangga yang dewasa ini sering kita dengar istilah UMKM . Sehingga perlu untuk memberdayakan UMKM tersebut.
Adapun secara umum tujuan pemberdayaan UMKM adalah
a)      Memberikan kontribusi bagi pembentukan PDB;
b)       Menyediakan kesempatan kerja atau mengurangi pengangguran,
c)      Meningkatkan ekspor untuk meningkatkan devisa negara,
d)     Pemerataan pendapatan; dan
e)      Memperkuat struktur ekonomi.
Pemberdayaan diarahkan kepada usaha mikro/UMKM bertujuan untuk :
a)      Memperkuat permodalan UMKM;
b)      Pemberdayaan usaha mikro;
c)       Memperluas kesempatan kerja dan
d)      mengurangi kemiskinan.
Banyak kendala yang ditemui dalam usaha pengembangan UMKM tersebut, salah satunya adalah permodalan dimana hal tersebut dapat diatasi dengan bantuan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) antara lain yakni dengan keberadaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sangat diperlukan kerjasama Bank Perkreditan Rakyat dalam mendukung Pemberdayaan UMKM karena UMKM sangat membutuhkan modal.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM atau microfinance) keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya, terutama pengusaha kecil dan mikro serta masyarakat berpenghasilan rendah, yang relatif tidak terjangkau oleh lembaga keuangan formal. Selain itu, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak hanya memberikan pelayanan jasa keuangan, namun juga berfungsi sebagai alat pembangunan bagi pengembangan masyarakat pedesaan.
Keterbatasan atau jumlah UMKM yang belum terlayani oleh bank hendaknya diisi oleh BPR sebagai salah satu bentuk dari LKM yang ada disemua kecamatan agar koperasi dan UMKM mampu berusaha.
Selain kebutuhan modal perlu juga dipikirkan faktor-faktor yang mendukung seperti iklim usaha (jejaring usaha dan factor lain yang mendukung).  Untuk mewujukan pemberdayaan ini perlu diketahui :
a)      jumlah Koperasi dan UMKM diseluruh kecamatan dan
b)      jumlah kebutuhan kreditnya.
Alasan diperlukannya kerjasama Bank Perkreditan Rakyat untuk mendukung Pemberdayaan UMKM adalah:
a)      Karena masih banyak UMKM belum akses dengan permodalan.
b)      Jumlahnya yang sangat besar. Jika pengusaha UMKM tidak diberdayakan menyebabkan kemiskinan makin besar dan menjadi beban seluruh bangsa
c)      Jika diberdayakan secara tepat akan menjadi usaha kecil yang kemudian berkembang menjadi usaha menengah atau usaha besar yang diharapkan dapat menampung pekerja sehingga menurunkan tingkat pengangguran dan mengangkat kesejahteraan masyarakat
d)     Menurut hasil penelitian (Syukur, 2002) umumnya usaha mikro yang mendapat pelayanan keuangan pendapatannya meningkat perbulan rata-rata 87,34% dan alasan.
e)      aktor pendanaan menjadi daya dorong bagi usaha mikro untuk naik kelas menjadi usaha menengah dan usaha mikro ini mempunyai potensi untuk dikembangkan secara cepat.
Selain keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan permodalan, UMKM juga masih memiliki keterbatasan dalam pemasaran, kompetensi berusaha yang masih lemah dan kurang memiliki jejaring usaha baik antar UMKM dan pengusaha besar untuk mengembangkan usahanya. Perkembangan usaha sangat terkait dengan faktor lain yang sangat mempengaruhi. Faktor ini juga menjadi faktor penentu untuk berkembangnya suatu usaha. Jika hanya faktor modal yang diatasi sedangkan faktor lain ditinggalkan maka modal tersebut akan kurang bermanfaat bagi UMKM. Oleh sebab itu disamping kerjasama untuk memenuhi permodalan, faktor yang telah disebut diatas juga harus digarap secara utuh.[3]
·         Contoh Peran BPR di wilayah Indonesia:
A.    Di Sumatera Utara
     Sejauh ini, BPR di Sumut telah berperan dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah dana, yang dapat dihimpun dan disalurkan lebih jauh peran ini juga dapat terlihat dari meningkatnya jumlah nasabah yang dilayani BPR serta adanya peningkatan prestasi UMK yang menjadi nasabah BPR. [4]
B.     Di Karimun
     Peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karimun Sejauh ini terlihat masih kurang maksimal.
     Anggota Komisi B DPRD Karimun, Ady Hermawan, kepada Tanjungpinang Pos di kantornya,Senin (14/5) mengatakan, ada baiknya dana reboisasi yang diberikan oleh perusahaan pertambangan pada pemerintah disimpan di BPR Karimun untuk dapat dikembangkan. Sebab, dengan ada dana, akan bisa membantu masyarakat yang membutuhkan pinjaman. Menurut Ady Hermawan, pembentukan BPR Karimun berdasarkan Perda No 22 tahun 2002 dan perubahan pada Perda No 06 Tahun 2009 tentang BPR Karimun ditegaskan modal awal Rp5 miliar. Namun, yang sudah disetorkan ke BPR Karimun baru sekitar Rp2,4 miliar dan Rp100 juta rupiah dana dari Bank Riau Kepri. Sehingga, totalnya semua modal Rp 2,5 miliar.
“BPR Karimun didirikan dapat melaksanakan penghimpunan dana dari masyarakat, baik dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan bentuk lainnya. Kemudian, menjalankan kredit memberikan pinjaman dana pada pihak lain, membeli lelang dengan agunan dan dana sertifikat Bank Indonesia,” terang Ady Hermawan.Tentu, akan sayang sekali, kalau BPR Karimun tidak dikembangkan oleh pemerintah selaku pemilik saham terbesar. Padahal BPR swasta di Karimun dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Saat ini persaingan dengan BPR swasta semakin meningkat, yang harusnya membawa peningkatan pertumbuhan ekonomi.[5]
C.    Kendala Yang Dihadapi BPR Dalam Perkreditan UMK
            Walaupun terlihat adanya peran yang sudah dimainkan oleh BPR di dalam pembiayaan UMK, akan tetapi beberapa kendala masih dijumpai. Jika diperhatikan kendala tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan sumbernya, yaitu: Bersumber dari internal BPR dan Eksternal BPR.
·         Secara internal kendala yang dihadapi oleh BPRantara lain:
            pertama adalah tingkat bunga kredit yang dianggap terlalu tinggi. Tingginya tingkat bunga ini disebabkan oleh kombinasi cost of fund, risk premiun dan biaya operasional BPR yang tinggi.
            Kedua informasi keberadaan BPR yang belum optimal dan belum banyak diketahui oleh UMK disekitar wilayah operasi BPR. Akibatnya, nasabah potensial tidak bisa dilayani dengan baik. Hal ini berkaitan dengan metode promosi yang dilakukan oleh BPR belum sesuai dengan karakteristik nasabah potensial.
            Ketiga, faktor kecukupan modal masih menjadi kendala dalam rangka pembiayaan UMK. Peningkatan jumlah modal BPR akan berpengaruh kepada kemampuannya dalam menyalurkan kredit dalam jumlah yang lebih besar. Hal yang lebih penting adalah adanya peraturan Bank Indonesia tentang persyaratan modal minimum yang harus dipenuhi oleh BPR. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah merger dengan BPR lain, penjualan saham baru dan melakukan pinjaman kepada pihak lain.
            Keempat, faktor kualitas sumber daya manusia yang masih rendah khususnya di daerah-daerah yang masih berkembang dimana sebagian besar kualifikasinya adalah tamatan SLTA sehingga membatasi kemampuan BPR didalam melakukan operasional seperti menganalisis dan mengawasi kredit serta dalam memberikan pelayanan dan pengembangan produk baru.
·         Secara eksternal peran BPR dalam pembiayaan BPR menghadapi beberapa kendala berikut ini:
            Pertama, kondisi perekonomian yang dianggap dapat mengurangi kemampuan BPR dalam meningkatkan penyaluran kredit kepada UMK.
            Kedua, munculnya pandangan bahwa BPR menghadapi persaingan dari berbagai dimensi diantaranya produk yang ditawarkan, tingkat bunga, mutu pelayanan. Persaingan ini tidak hanya dari BPR yang lain tetapi juga dari lembaga keuangan baik bank maupun non bank.
D.    Prospek BPR Ke Depan Dalam Rangka Pekreditan UMK
            Adanya lembaga keuangan lokal (local financial institutions) merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung percepatan pengembangan UMK di daerah. Lembaga keuangan lokal yang telah banyak berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah selama ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Prospek BPR dalam Pembiayaan UMK Lembaga Keuangan Mikro memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan usaha mikro. Berkaitan dengan hal itu, prospek BPR pada masa yang akan datang berhubungan erat dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan UMK dimasa datang. UMK dimasa datang dipercaya akan mempunyai perkembangan yang semakin meningkat. Hal ini sudah terbukti dengan daya tahan yang ditunjukkannya pada masa krisis ekonomi. UMK juga mempunyai peluang untuk berkembang karena didukung oleh kebijakan pemerintah baik nasional maupun daerah melalui berbagai kebijakan, program dan aktivitas. Sejalan dengan tekad pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, maka salah satu alternatif adalah melalui pengembangan UMK. Adanya pendidikan kewirausahaan pada berbagai level pendidikan dan perilaku sosial yang mempunyai bakat berusaha yang tinggi, maka diharapkan perkembangan UMK akan lebih pesat. Hal ini tentunya akan berakibat kepada peningkatan kebutuhan modal usaha akan menjadi potensi bagi BPR untuk meningkatkan aktivitas pembiayaannya. Saat ini jangkuan pelayanan BPR masih terbatas pada sekelompok nasabah atau sekitar 18 persen dari seluruh UMK di Sumatera Barat. Hal ini merupakan peluang bagi UMK untuk meningkatkan pelayanan melalui perluasan jangkauan kepada nasabah potensial. Berdasarkan analisis tentang peran BPR dalam pembiayaan UMK di Sumatera Barat, terlihat bahwa BPR telah berperan menjalankan fungsi intermediari-nya. Namun demikian kedepan BPR memiliki prospek yang cukup baik untuk pembiayaan UMK, tetapi dengan terlebih dahulu mengatasi kendala dan hambatan baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar BPR, seperti tingginya tingkat bunga, kurangnya sosialisasi, terbatasnya modal dan kualitas SDM yang masih rendah.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia antara lain: Bank berperan dalam pembangunan nasional dan Bank berperan dalam pembagian pendapatan masyarakat. Bank Perkereditan Rakyat juga berperan khusus untuk melayani usaha kecil salah satunya dengan memberikan permodalan sebagai penunjangnya. Sebagai contoh peran BPR di wilayah Sumatera Utara yang telah berperan dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan cukup baik dan di Karimun Peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Karimun Sejauh ini terlihat masih kurang maksimal hal ini dapat dilihat dari kurang dikembangkannya dari pemerintah selaku pemegang saham terbesar baik dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan bentuk lainnya. Namun terkadang dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan BPR banyak mempunyai kendala- kendala baik bersumber dari internal BPR maupun eksternal BPR. Prospek BPR untuk perkreditan UMK dimasa datang masih sangat besar. Hal ini sejalan dengan prediksi yang menunjukkan terus berkembangnya UMK dimasa datang. Hal ini seiring dengan peran UMK sebagai tulang punggung perekonomian yang bisa diandalkan, sehingga pemerintah pusat dan daerah. memiliki kepentingan untuk terus mendorong pertumbuhan UMK untuk dapat memberikan kontribusi maksimum terhadap perekonomian.






DAFTAR PUSTAKA

-          Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Jakarta,2002.
-          Karlina Pratiwi, Peran Bank Perkereditan Rakyat, http://budikolonjono.blogspot.com/2011/12/makalah-bank-dan-lembaga-keuangan.html, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.00
-          Setia, Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam Meningkatkan Pertumbuhan di Indonesia, http://w-setia.blogspot.com/2010/10/peranan-bpr-dalam-meningkatkan.html, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.05
-          Peran perbankan dalam perekonomian di indonesia, http://www.slideshare.net/amirawulandari/peran-perbankan-dalam-perekonomian-di-indonesia, diakses tanggal 22Mei 2012 jam 12.30
-          Gunawan, BPR, Permasalahan dan Perkembangannya , http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=peran%20bpr%20dalam%20meningkatkan%20pertumbuhan%20si%20indonesia&source=web&cd=8&ved=0CF8QFjAH&url=http%3A%2F%2Fwww.medanbisnisdaily.com%2Fnews%2Fread%2F2010%2F09%2F20%2F662%2Fbpr_permasalahan_dan_perkembangannya%2F&ei=4bPFT-fCC8S8rAf145zNBQ&usg=AFQjCNGn2Yfo76cPpXE7FE-Nbj5JAB-Csw&cad=rja, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.10
-          Dana Reboisasi Harusnya Disimpan di BPR Karimun, http://tanjungpinangpos.co.id/2012/05/dana-reboisasi-harusnya-disimpan-di-bpr-karimun/, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.10




[1] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Jakarta,2002, hlm.36
[2] Setia, Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam Meningkatkan Pertumbuhan di Indonesia, http://w-setia.blogspot.com/2010/10/peranan-bpr-dalam-meningkatkan.html, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.05
[3] Karlina Pratiwi, Peran Bank Perkereditan Rakyat, http://budikolonjono.blogspot.com/2011/12/makalah-bank-dan-lembaga-keuangan.html, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.00
[4] Gunawan, BPR, Permasalahan dan Perkembangannya , http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=peran%20bpr%20dalam%20meningkatkan%20pertumbuhan%20si%20indonesia&source=web&cd=8&ved=0CF8QFjAH&url=http%3A%2F%2Fwww.medanbisnisdaily.com%2Fnews%2Fread%2F2010%2F09%2F20%2F662%2Fbpr_permasalahan_dan_perkembangannya%2F&ei=4bPFT-fCC8S8rAf145zNBQ&usg=AFQjCNGn2Yfo76cPpXE7FE-Nbj5JAB-Csw&cad=rja, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.10

[5] Dana Reboisasi Harusnya Disimpan di BPR Karimun, http://tanjungpinangpos.co.id/2012/05/dana-reboisasi-harusnya-disimpan-di-bpr-karimun/, diakses tanggal 29 Mei 2012 jam 13.10


EmoticonEmoticon