MAKALAH membangun nilai, kepuasan, dan loyalitas pelanggan yang kuat (STAIMAFA PATI)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dewasa ini perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat yang permah ada. Akan tetapi untuk menghadapi persaingan tersebut setiap perusahaan harus menciptakan pemasaran yang kuat agar dapat memajukan profitabilitas perusahaan, salah satu caranya dengan menciptakan relasi pelanggan yang kuat, bagian pemasaran harus selalu berhubungan dengan pelanggan. Pelanggan dapat menginformasikan, melibatkan dan bahkan mungkin memberi energi dalam proses pemasaran. Dan telah diketahui bahwa pemasar  yang berhasil adalah pemasar yang benar- benar memuaskan pelanggan. Untuk itu terletak pada bagaimana perusahaan melakukan tugasnya dengan baik untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan.
Dalam makalah kali ini kami akan mencoba menjelaskan secara rinci cara perusahaan memenangkan hati pelanggan dan memenangkan persaingan terhadap perusahaan lain. Semoga melalui makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita. Amin


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana caranya membangun nilai, kepuasan, dan loyalitas pelanggan yang kuat?
2.      Bagaimana caranya memaksimalkan nilai hidup pelanggan?
3.      Bagaimana caranya membangun relasi perusahaan kepada pelanggan?
4.      Bagaimana caranya agar perusahaan lebih mengenal pelanggan secara pribadi?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    MEMBANGUN NILAI, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN
Dalam model pemasaran kuno, orientasi perusahaan adalah mencari laba yang besar dengan asumsi bahwa pelanggan adalah pusat eksploitasi, sehingga berlaku konsep piramida. Namun sekarang konsep piramida sudah tidak berlaku lagi, sejatinya pelanggan merupakan hal pokok yang harus diperhatikan. Sebagai penjelas liat bagan dibawah ini.
Pada dasarnya orientasi perusahaan bukan hanya mencari laba saja, namun dengan penjualan produknya, diharapakan pelangggan mampu merasakan kepuasan atas produk dan terpenuhi apa yang diharapkan pelanggan. Piramida terbalik memberikan pengertian bahwa manajer sekarang bukan sebagai pengatur inti yang berada diatas, namun manajer bergerak sebagai pendorong untuk memuasakan pelanggan.
v  Nilai Yang Dipikirkan Pelanggan
Konsumen, saat ini sudah disuguhi berbagai infomasi terkait beberapa produk yang beredar dipasaran, mulai dari bagaimana kualitas produk, harganya, tingkat ketahanan dan pelayan (servis). Dengan informasi yang cukup, konsumen akan menentukan pilihan dari beberapa tawaran yang memang memberikan nilai yang diharapkan. Terdapat tiga  kemungkinan nilai oleh pelangan,
1.      Nilai yang dipikirkan pelanggan, yaitu selisih antara evaluasi calon pelanggan atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu dan alternatif-alternatif lain yang ditawarkan
2.      Nilai pelanggan Total, yaitu nilai moneter yang dipikirkan atas sekumpulan manfaat ekonomis, fungsional dan psikologis, yang diharapkan pelanggan dari tawaran yang diberikan
3.      Biaya Pelanggan Total, yaitu sekumpulan biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang tawaran pasar tertentu.
Untuk menerapkan konsep nilai dari sebuah pengertian diatas dapat diambil sebuah sampel yaitu sepeda motor dengan merek “Supra X (dari Honda)  dengan Super X (dari Tosa). Secara promosi mereka akan bersaingan dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Pada bagian ini seoarang SPG sebagai perantara inti untuk menyampaikan keunggulan produk kepada konsumen.
Seorang pembeli akan memikirkan nilai dari masing-masing tawaran yang diberikan. Konsumen berfikir akan manfaat nilai, mulai dari kehandalan, keawetan, kinerja mesin dan nilai jual kembali yang dapat diperhitungkan. Setelah semua hal tersebut diperhitungkan konsumen akankah konsumen membeli Supra X (dari Honda)  atau Super X (dari Tosa). Jawabannya belum tentu, karena ada lagi hal yang lebih penting yaitu nilai total, yang meliputi biaya waktu, perawatan, tingkat kerusakan dan semudah apakah mencari onderdil.
Kemudian dengan biaya total ini akan menciptakan nilai yang menjadi patokan konsumen untuk menentukan keputusan akan tawaran yang diberikan. Ketika memutuskan memilih Supra X,  kemungkinan yang difikirkan konsumen yaitu tingkat keawetan, bahan bakar yang irit dan namun kemungkinan kerusakan pada merk tersebut untuk onderdilnya akan lebih mahal. Berbeda ketika pilihan kita jatuh pada merk Super X, kemungkinan yang menjadi pilihan karena sama-sama irit kalaupun rusak onderdilnya lebih murah dan juga harga dari merk ini tergolong jauh lebih murah dari merk Honda.
Penentuan pilihan dari semua pertimbangan akan berimplikasi terhadap kemungkinan yang datang kemudian. Seperti ketika pembeli menaruh pilihannya kepada merk motor Super X,  maka seorang SPG sebagai tangan panjang perusahaan harus memberikan nilai lebih bahwa merk Supra X  lebih mempunyai keuntungan jangka panjang. Kemungkinan pembeli memilih Super X  adalah
1.      Karena memang harganya jauh lebih murah, untuk SPG Supra X harus meyakinkan bahwa dengan harga murah kemungkinan jangka panjang kerusakan akan lebih besar.
2.      Karena memang sudah memiliki hubungan persahabatan dengan penjual merk Super X, untuk itu SPG Supra X harus memberikan testimony tentang keluhan dari penggunaan merk Super X.
Untuk itu pemberian nilai kepada pelanggan sangat penting dan mengambil peran didalam kesuksesan pemasaran produk. Konsumen akan lebih memilih tawaran yang memperhatikan nilai, apalagi perusahaan mampu memberikan nilai lebih kepada konsumen (pelanggan).
Sebagai contoh perbedaan tingkat pelayanan bus Nusantara dengan Bejeu, secara kualitas kedua armada bus tersebut mempunyai kelas yang sama dengan harga yang selalu bersaingan. Bejeu menawarkan berbagai keunggulan seperti model tempat duduk yang lebih nyaman, tempat duduk yang lebar dan akses internet. Kemudahan ini menjadikan konsumen menaruh pilihannya kepada bus Bejeu  sebagai pilihan yang tepat dengan penawaran yang lebih.
v  Kepuasan Total
Pembeli dikatakan memperoleh kepuasan ketika hasil pembelian yang dilakukan atas barang tertentu sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh pembeli. Secara etimologi kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika memang kinerja telah memenuhi harapan pembeli, maka pembeli akan merasa puas. Namun ketika kinerja tidak memenuhi harapan pembeli, maka produk yang ditawarkan dikatakan gagal.
Dengan orientasi meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menurunkan tingkat harga dan meningkatkan pelayanan (jasa) atau memperbaiki kualitas barang, maka cenderung perusahaan hanya akan memperoleh profit yang jauh lebih rendah. Karena itu langkah untuk meningkatkan jumlah profit, perusahaan harus meningkatkan investasi dan jumlah produksi.
Awal 2005-an, Indonesia terbanjiri dengan produk dari China, sebagai contoh produk Handphone yang sangat banyak beredar. Dengan meningkatkan berbagai fitur dan aplikasi sekelas dengan Nokia ataupun Samsung, Handphone bermerk China ternyata mampu menggebrak pemasaran HP di Indonesia dengan sangat cepat. Mungkin hanya dengan rentan waktu kurang dari 5 tahun, produk HP bermerk China telah membanjiri kantong-kantong masyarakat Indonesia. HP bermerk China menawarkan fitur lengkap dengan harga yang relative murah, sehingga masyarakat dapat memperoleh kepuasan lebih dengan harga yang minim. Sudah bisa dipastikan perusahaan yang memproduksi HP bermerk China akan memperoleh keuntungan yang besar walaupun harganya murah, karena memang jumlah yang diproduksi selalu meningkat.
v  Mengukur Kepuasan   
Banyak perusahaan mengukur tingkat kepuasan pelanggan dengan berbagai cara dan instrument yang berbeda pula. Ada yang menggunakan media elektronik untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan, mislanya membuat suara konsumen. Ada yang langsung mengadakan survey lapangan, kemudian secara langsung marketingnya bertanya kepada pelanggan.
Kegiatan mengukur tingkat kepuasan pelanggan ini mempunyai tujuan membentuk suatu langkah kerja baru terhadap penawaran yang akan datang. Langkah ini akan berupa strategi baru memuaskan pelanggan dengan penawaran yang lebih dari produk sebelumnya. Kegiatan pengukuran kepuasan ini juga menjadi indikator keberhasilan perusahaan dalam membentuk produk baru.
Produk yang beredar dipasaran akan juga mempengaruhi psikologi masyakarat ketika memang produk itu memberikan nilai di masyarakat. Produk yang gagal memuaskan pelanggan oleh masyarakat akan menjadi perbincangan disetiap pembicaraan, sehingga secara tidak langsung respon masyarakat itu akan berpengaruh pada psikologi masyarakat terhadap produk tersebut. Begitu sebaliknya, ketika produk mampu memberikan nilai lebih dan kepuasan kepada pelanggan, maka cenderung pelanggan akan memuji produk tersebut kemudian akan memberitakan baik  kepada orang lain.
Ketika HP China yang mempunyai fitur lengkap namun dapat dijangkau dengan harga murah membanjiri masyarakat, ketika itu juga menjadi tolok ukur kepuasaan pelanggan. Berdasarkan tingkat penjualan tersebut secara sederhana, produk tersebut diterima oleh masyarakat. Namun dengan semakin banyaknya produk yang ada dimasyarakat berbagai keluhan tentang produk semakin banyak, sehingga masyarakat berpersepsi bahwa HP China kualitasnya sangat bagus, walaupun dari segi fasilitas lengkap. Secara tidak langsung psikologi masyarakat akan terpengaruh terhadap hal itu, kemudian dalam pembelian yang selanjutnya masyarakat akan lebih selektif terhadap nilai yang ada.
v  Mutu Produk dan Jasa
Kepuasan pelanggan tidak terlepas dari mutu dan jasa. Menurut American Society For Quality Control, Mutu adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.
Motor Honda memberikan mutu  yang lebih baik dari Motor Tosa. Motor Honda mempunyai pembakaran yang maksimal, kecepatan dan ketangguhan mesin yang lebih. Hal tersebut dilihat dari mutu kinerja. Namun berbeda jika dipandang dengan mutu kesesuaian, maka masing-masing perusahaan akan mengukurnya dari tingkat standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
v  Majanemen Mutu
Tuntutan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan, perusahaan banyak mengambil prinsip manajemen mutu total. Total Management Quality (TQM)  adalah pendekatan seluruh organisasi untuk terus menerus memperbaiki mutu semua proses, produk dan jasa organisasi. Menurut John  F Welch, Mutu adalah jaminan terbaik atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terbaik melawan pesaing asing dan satu-satunya jalur menuju pertumbuhan dan pendapatan yang berkesinambungan.
B.     Memaksimalkan Nilai Masa-Hidup Pelanggan
Pemasaran  adalah seni menarik dan mempertahankan pelanggan yang mampu mendatangkan keuntungan. Menurut James V.Putten dari American Express, pelanggan terbaik membelanjakan uang lebih besar dari pada yang lainnya. Namun setiap perusahaan mengalami kerugian dari beberapa pelanggannya. Implikasinya  adalah perusahaan dapat meningkatkan labanya dengan ”melepas” para pelanggan terburuknya. Sherden mempunyai kaidah 20-80-30 dalam memaksimalkan nilai masa hidup pelanggan, yakni untuk mencerminkan gagasan bahwa 20 persen pelanggan yang tebaik menghasilkan 80 persen laba perusahaan, dimana separuh dari laba tersebut habis untuk melayani 30%  pelanggan yang menghasilkan profitabilitas terburuk. Implikasinya perusahaan dapat meningkatkan labanya dengan “melepas” pelanggan terburuknya. Namun pelanggan perusahaan yang terbesar tidaklah selalu memberikan laba terbesar pula bahkan yang sering mendapat laba terbesar dari pelanggan  berukuran kecil atau bahkan lebih sering lagi dari pelanggan menengah yang dimana mendapatkan pelayanan yang baik dan membayar  harga yang nyaris penuh serta sering merupakan pelanggan yang paling menguntungkan.
v  Profitabilitas Pelanggan
Pelanggan yang mampu menghasilkan laba adalah orang, rumah tangga, atau perusahaan yang dari waktu ke waktu memberikan arus pendapatan yang jauh melebihi arus biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani pelanggan tersebut. Profitabilitas pelanggan dapat dinilai sendiri, oleh segmen pemasaran, atau oleh saluran pemasaran.
o   Analisis Profitabilitas Pelanggan
Analisis profitabilitas pelanggan (CPA-customer profitability analysis) baik dilakukan dengan alat-alat yang ada pada teknik akuntansi yang disebut Activity Based Costing (ABC). Perusahaan mengestimasi semua pendapatan yang berasal dari pelanggan, dikurangi seluruh biaya.
Jika analisis itu dilakukan terhadap tiap-tiap pelanggan, itu mungkin untuk mengklasifikasi pelanggan kedalam tingkatan laba yang berbeda: pelanggan plantinum (paling mampu menghasilkan laba), pelanggan emas (mampu menghasilkan laba), pelanggan besi (sedikit mampu mengasilkan laba tetapi masih diinginkan), dan pelanggan arang (tidak mampu menghasilkan laba dan tidak diinginkan).
Tugas perusahaan adalah mengalihkan pelanggan besi ke tingkatan emas dan tingkatan emas ke tingkatan platinum, sambil membuang pelanggan arang atau membuat mereka mampu menghasilkan laba dengan menaikkan harga atau menurunkan biaya pelayanan mereka.umumnya, pemasar harus membuat  segmentasi pelanggan ke dalam pelanggan yang mengejar nilai versus pelanggan yang secara potensial kurang menguntungkan yang harus menerima sedikit perhatian.
o   Keunggulan bersaing
Keunggulan bersaing (competitife advantage) adalah kemampuan perusahaan melakukan dengan baik satu atau lebih cara yang tidak dapat atau tidak akan ditandingi para pesaing. Dalam menyusun keunggulan bersaing perusahaan, mungkin keunggulan itu dapat disebarkan. Keunggulan yang bisa disebarkan adalah keunggulan yang dapat digunakan perusahaan sebagai batu loncatan ke keunggulan baru, mirip microsoft yang telah menyebarkan sistem operasinya ke microsoft office dan kemudian ke aplikasi networking. Pada umumnya, perusahaan yang ingin bertahan lama harus menjadi perusahaan yang harus berinvestasi pada keunggulan baru. Apapun keunggulan bersaingnya, keunggulan itu harus dilihat oleh pelangggan sebagai keunggulan pelanggan.
v  Ekuitas Pelanggan
Tujuan manajemen relasi pelanggan (CRM-customer relationship management) adalah menghasilkan ekuitas pelanggan (customer equity) yang tinggi. Ekuitas pelanggan adalah total nilai seumur hidup semua pelanggan perusahaan yang didiskontokan. Yang jelas semakin setia pelanggan, maka semakin tinggi ekuitas pelanggan.
 Rust,Zeithaml,dan lemon membedakan tiga factor (drivers) yang mempengaruhi ekuitas pelanggan: ekuitas nilai,ekuitas merk,dan ekuitas relasional.
Ø  Ekuitas Nilai adalah penilaian objektif pelanggan atas kegunaan tawaran berdasarkan pemikirannya tentang manfaat yang kemudian dibandingkan dengan biayanya. Sub-pendorong (subdriver) ekuitas nilai adalah mutu,harga,dan kenyamanan.
Ø   Ekuitas merk, adalah penilaian subjektif dan tidak berwujud pelanggan terhadap merk, yang diluar dan melampaui nilai yang dipikirkan secara objektif. Sub-pendorong ekuitas merk adalah kesadaran merk pelanggan, sikap pelanggan terhadap merk,dan pemikiran pelanggan mengenai etika merk.
Ø  Ekuitas relasional adalah kecenderungan pelanggan untuk setia pada merk, yang diluar dan melampaui penilaian objektif atas nilainya. Sub-pendorong ekuitas relasional mencakup program kesetiaan, program pemahaman dan perlakuan khusus, program pembentukan komunitas, dan program pembentukan pengetahuan. Pelanggan cenderung terus berhubungan dengan para pemasok sepenuhnya berdasarkan kebiasaan atau keengganan yang tidak pernah berubah.
C. MEMBANGUN RELASI PELANGGAN
Maksimisasi nilai pelanggan berarti membangun hubungan pelanggan jangka panjang. Untuk memaksimalkan skala ekonomi, perusahaan membuat barang-barang standar sebelum pesanan dan membiarkan individu mencocokkan seleranya dengan apa yang tersedia. Produsen beralih dari pemasaran barang yang dibuat berdasarkan pesanan ke pemasaran barang yang dibuat untuk persediaan.
Ekonomi sekarang ini didukung oleh bisnis informasi. Informasi memiliki keuntungan karena mudah di deferensiasi, disesuaikan, dipersonalisasikan, dan disalurkan lewat network dengan kecepatan luar biasa.
Ketika perusahaan semakin cakap mengumpulkan informasi tentang pelanggan individual dan mitra bisnis (pemasok, distributor, pengecer), dan ketika pabrik mereka dirancang lebih luwes, mereka telah meningakatkan kemampuan mereka untuk mengindividualisasikan tawaran pasar, pesan dan media. Kustomusasi massal merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan setiap pelanggan mempersiapkan produk, layanan, program dan komunikasi yang dirancang secara individual berbasis massal.
v  Manajemen relasi pelanggan (CRM / Customer relationship management)
Banyak perusahaan bermaksud mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan para pelanggan mereka yang disebut manajemen relasional pelanggan. Ini merupakan proses mengelola informasi rinci tentang masing-masing pelanggan dan secara cermat mengelola semua “titik sentuhan” pelanggan demi memaksimalkan kesetiaan pelanggan. Titik sentuhan pelanggan adalah kesempatan apapun dimana seorang pelanggan menghadapi merk dan produk mulai dari pengalaman actual, komunikasi massal sampai observasi kassual. Cotoh bagi sebuah hotel, titik sentuh itu mencakup reservasi, check-in dan check-out, program frekuensi menginap, layanan kamar, layanan bisnis, fasilitas olah raga, layanan cucian, restoran dan bar.
Beberapa landasan untuk manajemen hubungan pelanggan diletakkan oleh Don Peppers dan Martha Rogers dalam satu rangkaian buku. Peppers dan Rogers membuat kerangka kerja empat langkah untuk pemasaran satu lawan satu sebagai berikut :
1)       Identifikasi calon dan pelanggan anda.
2)      Bedakan pelanggan berdasarkan kebutuhan dan nilai mereka bagi perusahaan anda.
3)      Berinteraksilah dengan masing-masing pelanggan untuk memperbaiki pembelajaran anda tentang kebutuhan mereka masing-masing dan untuk membangun relasi yang lebih kuat.
4)      Sesuaikan produk, layanan, dan pesan dengan kebutuhan masing-masing pelanggan.
          Satu dorongan kunci atas nilai pemegang saham adalah nilai kelompok basis pelanggan. Perusahaan yang Berjaya akan meningkatkan nilai basis pelanggan mereka dengan prestasi cemerlang melalui strategi berikut ini.
1)      Mengurangi tingkat penyeberangan pelanggan ke perusahaan lain.
2)      Meningkatkan lamanya relasional pelanggan.
3)      Meninggikan potensi pertumbuhan masing-masing pelanggan melalui “pangsa dompet”, penjualan silang, dan penjualan kelas peroduk diatasnya.
4)      Membuat pelanggan berlaba rendah menjadi lebih mampu menghasilkan laba atau memutuskan hubungan kerja dengan mereka.
5)      Memfokuskan usaha yang tidak seimbang pada pelanggan yang bernilai tinggi.
v  Menarik, Mempertahankan, dan Menumbuhkan Pelanggan
Untuk menghasilkan informasi awal tentang calon pelanggan, perusahaan menyusun iklan dan memasangnya di media yang akan mencapai para calon pelanggan baru. Tugas berikutnya adalah mengidentifikasi orang yang benar-benar merupakan calon pelanggan yang baik dengan mewawancarai mereka, memeriksa keadaan keuangan mereka, dan lain-lain. Kemudian tiba saatnya untuk mengirim tenaga penjual.
Akan tetapi, tidak cukup untuk menarik pelanggan baru,, perusahaan harus menjaga mereka dan meningkatkan bisnis mereka.
Cara untuk menguatkan retensi pelanggan adalah mendirikan hambatan peralihan yang tinggi. Pendekatan yang lebih baik adalah menyerahkan kepuasan pelanggan yang tinggi. Ini menyulitkan pesaing untuk menawarkan harga lebih rendah atau bermaksud untuk beralih.
Hal terbaik yang dapat dilakukan perusahaan adalah mempermudah pelanggan untuk mengadu dengan Formulir usul saran, nomor telepon bebas pulsa, situs web, dan alamat e-mail memungkinkan komunikasi dua arah yang cepat. Akan tetapi, mendengar saja tidak cukup. Perusahaan harus merespons pengaduan secara konstruktif.
Langkah-langkah utama dalam proses menarik dan mempertahankan pelanggan yang menjadi titik awal adalah setiap orang yang bisa dibayangkan akan membeli produk atau jasa (dicurigai). Dari situ perusahaan menetapkan calon pelanggan yang paling mungkin, yang diharapkan menjadi pelanggan pertama, dan kemudian menjadi pelanggan yang membeli ulang, dan kemudian menjadi klien-orang-orang yang diperlakukan perusahaan secara sangat istimewa dan dipahami secara penuh. Tantangan berikutnya adalah mengubah klien menjadi anggota dengan memulai program keanggotaan yang menawarkan manfaat kepada pelanggan yang bergabung, dan kemudian menjadi pendukung, yaitu pelanggan yang secara bergairah merekomendasikan perusahaan dan produk serta jasanya kepada orang lain. Tantangan terakhir adalah mengubah pendukung menjadi mitra.
v  Membangun Loyalitas
Terdapat lima level investasi perusahaan dalam rangka membangun relasi pelanggan, yaitu seperti berikut :
1.      Pemasaran dasar. Wiraniaga menjual produknya begitu saja.
2.      Pemasaran reaktif. Wiraniaga menjual produknya dan mendorong pelanggan untuk menghubunginya jika mempunyai pertanyaan, komentar, atau keluhan.
3.      Pemasaran bertanggungjawab. Wiraniaga menelepon pelanggan untuk menanyakan apakah produknya memenuhi harapan pelanggan.
4.      Pemasaran proaktif. Wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu untuk menyarankan penggunaan produk yang sudah diperbaiki atau produk baru.
5.      Pemasaran kemitraan. Perusahaan terus bekerja sama dengan pelanggan untuk menemukan cara-cara penghematan bagi pelanggan atau membantu pelanggan memperbaiki kinerjanya.
Unsur yang semakin hakiki bagi pemasaran relasi terbaik dewasa ini adalah teknologi yang tepat. Perusahaan menggunkan e-mail, situs web, pusat telepon, basis data, dan perangkat lunak basis data untuk mendorong kontak yang terus-menerus antara perusahaan dan pelanggan.
v  Mengurangi Peralihan Pelanggan
Ada lima langkah utama yang dapat ditempuh perusahaan untuk mengurangi pengalihan.
1.      Perusahaan harus menentukan dan mengukur tingkat retensi.
2.      Perusahaan harus membedakan penyebab erosi pelanggan dan mengidentifikasi mereka yang dapat dikelola dengan baik.
3.      Perusahaan perlu mengestimasi berupa banyak laba yang hilang ketika kehilangan pelanggan.
4.      Perusahaan perlu menggambarkan berapa banyak biaya untuk mengurangi angka pengalihan.
5.      Tidak ada yang lebih baik dari pada mendengarkan pelanggan.
v  Membentuk Ikatan pelanggan yang kuat
Perusahaan yang ingin membetuk ikatan pelanggan yang kuat perlu mengikuti patokan- patokan berikut ini:
·         Lakukan partisipasi tingkat departemen dalam perencanaan dan pengelolaan kepuasan pelanggan.
·         Padukan suara pelanggan untuk mendapatkan pelanggan dan proses bertahannya pelanggan.
·         Ciptakan produk jasa dan pengalaman unggul untuk pasar sasaran.
·         Organisasikan basis data informasi tentang kebutuhan, kesukaan, kontak, frekuaensi, pembelian, dan kepuasan pelanggan idividual, kemudian buatlah agar basis data informsi ini mudah diakses.
·         Mudahkan pelanggan untuk menjangkau personil perusahaan yang tepat dan ekspresikan kebutuhan, persepsi, dan keluhan mereka.
·         Jalankan program hadiah untuk mengakui karyawan yang berprestasi luar biasa.
Berry dan para suaraman telah mengidentifikasi tiga pendekatan untuk membangun retensi
1.      Menambah manfaat keuangan,
Dua manfaat keuangan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan adalah:
·         Program seringnya membeli, dirancang untuk memberikan imbalan bagi pelanggan yang sering membeli.
·          Program pemasaran klub, banyak perusahaan telah menciptakan program keanggotaan klub untuk mengikat pelanggan lebih erat pada perusahaan. Klub keanggotaan terbatas merupakan pembentuk kesetiaan jangka panjang. Uang jasa dan syarat- syarat keanggotaan dapat mencegah bergabungnya orang yang hanya berminat sebentar terhadap produk perusahaan.
2.      Menambah manfaat sosial
Karyawan berusaha meningkatkan ikatan sosial mereka dengan para pelanggan secara lebih pribadi. Pada dasarnya, perusahaan yang memperhatikan pelangganya akan mengubah pelangganya  menjadi klien.
3.      Menambah ikatan struktural
Berikut beberapa saran untuk menciptakan ikatan struktural dengan pelanggan: Ciptakan kontrak jangka panjang, tagihlah harta yang rendah kepada konsumen yang membeli perlengkapan yang lebih besar, ubahlah produk menjadi layanan jangka panjang.
D. Basis Data Pelanggan Dan Pemasaran Berbasis Data
Dalam pengenalan pelanggan, perusahaan harus mengumpulkan informasi dan menyimpannya dalam basis data pelanggan dan melakukan pemasaran berbasis data.
v  Basis data pelanggan
adalah kumpulan terorganisir atas informasi menyeluruh tentang masing- masing pelanggan atau calon pelanggan yang terbaru, dapat diakses, dan dapat ditindaklanjuti untuk tujuan pemasaran, seperti mendapatkan info awal tentang pelanggan, mengkualifikasi calon pelanggan, menjual produk atau jasa atau mempertahankan relasi pelanggan.
Basis data pelanggan idealnya berisi pembelian masa lampau, demografik (usia, pendapatan, anggota keluarga, tanggal lahir), psikografik(kegiatan, minat, dan opini), media grafik (media yang lebih disukai), dan informasi bermanfaat lainnya tentang pelanggan.

v  Pemasaran berbasis data
adalah proses membentuk, mempertahankan relasi pelanggan dan basis data pelanggan dan basis data lain (produk, pemasok, pedagang perantara) untuk tujuan mengontrak, melakukan transaksi, dan mejalin relasi.
Dalam hal ini data- data tersebut dikumpulkan oleh pusat kontak perusahaan dan diorganisasikan ke dalam gudang data (data warehouse). Personalia perusahaan dapat menangkap, menyelidiki, dan menganalisis data. Kesimpulan dapat ditarik tentang kebutuhan dan tanggapan masing- masing pelanggan. Melalui penggalian data (datamining), para ahli statistik pemasaran dapat meringkas informasi yang bermanfaat tentang individu, tren, dan segmen dari tumpukan banyak data.
v  Penggunaan Basis Data
Pada umumnnya perusahaan dapat menggunakan basis data mereka dengan lima cara:
1.      Mengidentifiksikan calon pelanggan. Pengiklanan produk mendapatkan informasi awal calon pelanggan. Hal itu umumnya memuat fitur tanggapan seperti kartu jawaban bisnis atau nomor telepon bebas pulsa. Basis data dibentuk dari tanggapan- tanggapan itu untuk mengidentifikasi calon terbaik untuk mengubah mereka menjadi pelanggan.
2.      Memutuskan pelanggan mana yang seharusnya menerima tawaran khusus. Perusahaan menyusun  kriteria yang menggambarkan pelanggan sasaran ideal bagi tawaran khusus perusahaan. Selanjutnya mereka  mencari ke basis data pelanggan untuk orang yang paling mirip dengan tipe ideal tersebut. Dengan memperhatikan tingkat tanggapan, perusahaan dapat memperbaiki ketepatan pembidiknya dari waktu ke waktu.
3.      Memperdalam kesetiaan pelanggan. Perusahaan dapat membangun minat dengan mengingat kesukaan pelanggan.
4.      Mengaktifkan kembali pembelian pelanggan. Perusahaan dapat menginstal program pengirman surat otomatis yang menyebarkan kartu ulang tahun atau perayaan, atau promosi tahun baru. Basis data itu dapat membantu perusahaan membuat tawaran yang menarik atau tepat waktu.
5.      Mencegah kesalahan pelanggan yang serius.
Dalam hal ini misalnya terdapat sebuah bank terkemuka mengakui sejumlah kesalahan yang dibuat karena tidak menggunakan basis data pelanggan dengan baik. Dalam sebuah kasus  ada dua anggota staf yang berbeda dari bank itu menelepon pelanggan hipotek yang sama untuk menawarkan pinjaman kepemilikan rumah dengan harga berbeda.
v  Sisi Negatif Pemasaran Berbasis Data dan CRM
Ada tiga masalah yang dapat menghambat efektivitas penggunaan CRM secara efektif oleh perusahaan antara lain:
1.      Mendirikan dan menyelenggarakan basis data pelanggan memerlukan investasi besar dalam perangkat keras komputer, perangkat lunak basis data, program analisis, tautan komunikasi, dan personalia yang terampil. Dan didalam mendirikan basis  data pelanggan tidak akan bermanfaat dalam kasus: bila produk merupakan pembelian sekali seumur hidup, bila pelanggan menunjukan sedikit sekali kesetiaan terhadap pelanggan, bila penjualan unit sangat kecil.
2.      Kesulitan untuk membuat setiap orang dalam perusahaan memiliki orientasi pelanggan dan menggunakan informasi yang tersedia.
3.      Tidak semua pelanggan ingin menjadi relasi perusahaan, dan mereka mungkin marah bila mengetahui bahwa perusahaan telah mengumpulkan begitu banyak informasi pribadi tentang mereka.
4.      Pengandaian di balik CRM mungkin tidak selalu benar.
Banyak perusahaan yang sedikit atau tidak mengalami sama sekali perbaikan melalui penerapan CRM dikarenakan antaraa lain: sistemnya tidak dirancang dengan baik, terlalu mahal, pengguna tidak banyak merasakan manfaatnya atau melaporkan banyak manfaatnya, dan para kolabolator (orang yang bekerja sama untuk tugas tertentu) mengabaikan sistem itu.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Dengan informasi yang cukup, konsumen akan menentukan pilihan dari beberapa tawaran yang memang memberikan nilai yang diharapkan. Terdapat tiga  kemungkinan nilai oleh pelangan antara lain: Nilai yang dipikirkan pelanggan, Nilai pelanggan Total, Biaya Pelanggan Total.
2.      Pembeli dikatakan memperoleh kepuasan ketika hasil pembelian yang dilakukan atas barang tertentu sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh pembeli.
3.      Dalam mengukur tingkat kepuasan pelanggan mempunyai tujuan membentuk suatu langkah kerja baru terhadap penawaran yang akan datang.
4.      Mutu adalah keseluruhan fitur dan sifat produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.
5.      Total Management Quality (TQM)  adalah pendekatan seluruh organisasi untuk terus menerus memperbaiki mutu semua proses, produk dan jasa organisasi.
6.      Memaksimalkan nilai masa hidup pelanggan dilihat dari profitabilitas pelanggan, dan ekuitas pelanggan.
7.      Maksimisasi nilai pelanggan berarti membangun hubungan pelanggan jangka panjang. Dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan Manajemen relasi pelanggan (CRM / Customer relationship management)
8.      Dalam pengenalan pelanggan, perusahaan harus mengumpulkan informasi dan menyimpannya dalam basis data pelanggan dan melakukan pemasaran berbasis data.



EmoticonEmoticon