MAKALAH
MANFAAT GERAKAN SHALAT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Alamiah Dasar (IAD)
Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI)
Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan
Dosen pengampu : Arif Billah, M.Pd
1. Khamdan Syakirin (2021114102)
2. Hepi Sugiarto (2021114104)
3. Farisatul Ilmiati (2021114112)
4. Syafa’atul Udzma (2021114116)
5. Ika Sofiyatul Aliyah (2021114124)
6. Ria Ovika S (2021114142)
7. Rizkiyah Maulida (2021114143)
8. Fatchurahman Ali (2021114145)
Kelas
: PAI C
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan
ke hadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya yang
tiada terhingga. Salawat dan salam semoga selalu tercurah atas Baginda
Rasulullah saw., beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya hingga
akhir zaman.
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga
dengan perintah shalat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu
tujuan dan manfaat bagi manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami
secara utuh perintah tersebut, mulai arti sholat, latar belakang, tujuan
sholat, unsur – unsur dalam sholat.
Dengan demikian materi makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Teriring
ucapan terima kasih kepada Bapak Arif Billah selaku pembimbing kami dalam
pembelajaran mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD), juga kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah
ini.
Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan dan peningkatan kualitas makalah di masa yang akan
datang dari pembaca adalah sangat berharga bagi kami.
Demikian
makalah ini kami susun, semoga makalah ini bisa menambah keilmuan dan bermanfaat
bagi kita semua serta menjadi tambahan referensi bagi penyusunan makalah dengan
tema yang senada diwaktu yang akan datang. Aamiin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan,
14 september 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ................................................................................................. i
Kata
Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar
Isi ......................................................................................................... iii
Bab
I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C.
Metode Pemecahan Masalah ............................................................... 2
D.
Sistematika Penulisan Makalah ........................................................... 2
Bab
II Pembahasan .......................................................................................... 3
A. Sejarah Solat 5
Waktu ........................................................................ 3
B.
Penetapan
Shalat ................................................................................ 5
C.
Fungsi
Konsentrasi dan Bacaan Shalat .............................................. 5
D.
Shalat Yang
Dimaksud Oleh Islam .................................................... 5
E.
Manfaat
Gerakan Shalat Bagi Kesehatan Tubuh ............................... 6
a.
Berdiri Tegak
................................................................................ 7
b.
Takbirotul
Ihrom ........................................................................... 7
c.
Rukuk ........................................................................................... 7
d.
I’tidal ............................................................................................ 8
e.
Sujud ............................................................................................ 8
f.
Duduk antara Dua Sujud & Duduk Iftirosy (Tasyahud awal) ..... 10
g.
Duduk
Tawarru’ (Tasyahud Akhir) .............................................. 10
h.
Salam ............................................................................................ 11
i.
Rahasia Pengulang-Ulangannya ................................................... 11
Bab
III Penutup ............................................................................................... 14
Kesimpulan
.......................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA .............................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah
Sebagai masyarakat yang memegang teguh nilai-nilai religius, tentu
berbagai kewajiban agama seharusnya telah menyatu dalam kehidupan kita, yaitu
shalat. Akan tetapi, masih banyak nilai-nilai shalat yang belum dapat kita gali
dan praktikkan dengan baik sehingga kita belum dapat merasakan keagungan-Nya.
Memahami kewajiban agama ternyata bukan sekadar melaksanakan
kewajiban, melainkan memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan kita baik dalam
lingkup pribadi maupun komunitas. Dengan begitu, masyarakat kita akan mempunyai
daya saing yang tinggi di tengah arus perubahanyang sangat cepat.
Shalat yang oleh orang muslim diyakini sebagai wujud ketaan seorang
hamba kepada Allah ternyata juga menyimpan daya spiritual yang luar biasa untuk
kesehatan para pelakunya. Maka harus kita ketahui bahwa Allah Swt., akan
memberikan manfaat langsung ibadah shalat kepada mereka yang menjalankannya
sehingga semakin tinggi kesadaran untuk melakukan kewajiban utama tersebut.
Kesadaran inilah yang sangat diperlukan agar mampu menghadapi dan menyikapi
berbagai godaan dan ujian dalam kehidupan sehari-hari.[1] Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka manusia
akan memahami sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat tersebut. Hal ini
sangat penting, karena dengan memahami hikmah atau manfaat sholat akan
meningkatkan motivasi untuk melaksanakan perintah sholat dan beribadah dengan
sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena itu, disini akan dibahas mengenai hikmah
dari sholat itu sendiri.[2]
2.
Rumusan Masalah
1.
Apakah shalat
itu?
2.
Bagaimana
sejarah perintah shalat?
3.
Bagaimana
shalat yang sebenarnya dalam Islam?
4.
Apakah manfaat
gerakan shalat?
3. Metode
Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan
melalui study literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan
beberapa referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang
akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah
pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian
jawaban permasalahan.
4. Sistematika
Penulisan Makalah
Makalah ini
ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar
belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika
penulisan makalah; Bab II, adalah Pembahasan; Bab III, bagian penutup yang
terdiri dari Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah
Solat 5 Waktu
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutuskan oleh Allah SWT
untuk membimbing manusia ke arah jalan kebenaran. Tidak seperti umat nabi-nabi
yang lain, umat nabi Muhammad telah diperintahkan untuk mengerjakan solat 5
waktu setiap hari. Ini merupakan kelebihan dan anugerah Allah SWT terhadap umat
nabi Muhammad dimana solat tersebut akan memberikan perlindungan ketika di hari
pembalasan kelak. Berikut diterangkan asal-usul bagaimana setiap solat mula
dikerjakan
a. Subuh:
Manusia pertama yang mengerjakan solat subuh ialah Nabi Adam a.s. iaitu
ketika baginda keluar dari syurga lalu diturunkan ke bumi. Perkara pertama yang
dilihatnya ialah kegelapan dan baginda berasa takut yang amat sangat. Apabila
fajar subuh telah keluar, Nabi Adam as. pun bersembahyang dua rakaat. Rakaat
pertama: Tanda bersyukur kerana baginda terlepas dari kegelapan malam. Rakaat
kedua: Tanda bersyukur kerana siang telah menjelma.
b. Zohor:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Zohor ialah Nabi Ibrahim a.s.
iaitu tatkala Allah SWT telah memerintahkan padanya agar menyembelih anaknya
Nabi Ismail as. Seruan itu datang pada waktu tergelincir matahari. Lalu
sujudlah Nabi Ibrahim sebanyak empat rakaat.
·
Rakaat
pertama : Tanda bersyukur bagi
penebusan.
·
Rakaat kedua
: Tanda bersyukur kerana dibukakan duka citanya dan juga anaknya.
·
Rakaat
ketiga : Tanda bersyukur dan memohon akan keredhaan Allah
SWT.
·
Rakaat
keempat : Tanda bersyukur kerana korbannya digantikan dengan tebusan kibas.
c. Asar:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Asar ialah Nabi Yunus a.s.
tatkala baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari perut ikan Nun. Ikan Nun telah
memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai, sedang ketika itu telah masuk waktu
Asar. Maka bersyukurlah Nabi Yunus lalu bersembahyang empat rakaat kerana
baginda telah diselamatkan oleh Allah SWT daripada 4 kegelapan yaitu:
·
Rakaat pertama : Kelam dengan kesalahan.
·
Rakaat kedua : Kelam dengan air laut.
·
Rakaat ketiga : Kelam dengan malam.
·
Rakaat
keempat : Kelam dengan perut ikan Nun.
d. Maghrib:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Maghrib ialah Nabi Isa a.s.
iaitu ketika baginda dikeluarkan oleh Allah SWT dari kejahilan dan kebodohan
kaumnya, sedang waktu itu telah terbenamnya matahari. Bersyukur Nabi Isa, lalu
bersembahang tiga rakaat kerana diselamatkan dari kejahilan tersebut yaitu:
·
Rakaat
pertama : Untuk menafikan ketuhanan selain daripada Allah yang Maha Esa.
·
Rakaat
kedua : Untuk menafikan tuduhan dan juga tohmahan ke
atas ibunya Siti Mariam yang telah dituduh melakukan perbuatan sumbang.
·
Rakaat
ketiga : Untuk meyakinkan kaumnya bahawa Tuhan itu
hanya satu iaitu Allah SWT semata-mata, tiada dua atau tiganya.
e. Isyak:
Manusia pertama yang mengerjakan solat Isyak ialah Nabi Musa as Pada
ketika itu, Nabi Musa telah tersesat mencari jalan keluar dari negeri Madyan,
sedang dalam dadanya penuh dengan perasaan dukacita. Allah SWT menghilangkan
semua perasaan dukacitanya itu pada waktu Isyak yang akhir. Lalu sembahyanglah
Nabi Musa empat rakaat sebagai tanda bersyukur.
·
Rakaat
pertama : Tanda dukacita terhadap isterinya.
·
Rakaat
kedua : Tanda dukacita terhadap saudaranya Nabi Harun.
·
Rakaat
ketiga : Tanda dukacita terhadap Firaun.
·
Rakaat
keempat : Tanda dukacita terhadap anak Firaun.
2.
Penetapan
Shalat
Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, shalat adalah yang
pertama kali di tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta’ala, Nabi
menerima perintah dari Allah tentang sholat pada malam mi’raj (perjalanan ke
langit) tanpa perantara. Anas berkata: “sholat diwajibkan kepada Nabi sebanyak
50 reka’at pada malam ketika beliau diperjalankan (isra’-mi’raj), kemudian
dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka’at kemudian ada yang menyerunya: Wahai
Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku namun bagimu yang 5 roka’at itu
setara dengan 50 roka’at.” (Dikeluarkan
oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi dan An-Nasa’i). [3]
3.
Fungsi Konsentrasi dan Bacaan Sholat
Shalat yang dilakukan berulang-ulang dengan khusyuk dan penuh
konsentrasi akan melahirkan dampak psikologis yang positif bagi kejiwaan. Bacaan
shalat yang dilisankan dengan penjiwaan yang tinggi akan melatih daya pikir
kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual (ESQ). Dengan shalat yang
khusyuk, keseimbangan tubuh kita dpat benar-benar terwujud serta berpengaruh
terhadap tingkat konsentrasi pikiran
untuk mengerjakan seluruh aktivitas
dalam kehiduan sehari-hari.[4]
4.
Shalat
Yang Dimaksud Oleh Islam
Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan
yang diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan,
tanpa disertai kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang
dikerjakan seseorang yang di saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di
saat rukuk bagaikan gagak menyambar mangsanya, dan di saat salam bagaikan
serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di terima adalah shalat yang
terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya kedudukan hatinya
dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-olah
berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan
juga semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha
tinggi, tuhan yang telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah
mengatur kadarnya, lalu memimpinnya. Di dalam al-Qur’an Allah berfiman “dan
tegakkanlah shalat untuk mengingatku”. Ayat tersebut menjelaskan betapa
pentingnya kehadiran hati dalam melaksanakan shalat. Dari latar belakang
larangan melakukan shalat bagi orang mabuk, terkandung imbauan tentang
kehadiran akal dan kesadaran dalam melaksanakan shalat. Sungguh betapa banyak
orang yang melakukan shalat ia tidak mengerti apa yang di katakannya dalam shalat.
Karena ia telah dimabukkan oleh kebodohan, kelalaian, cinta dunia dan
memperturutkan nafsunya.[5]
5.
Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan Tubuh
Melaksanakan shalat sebagai salah satu rukun Islam bukan saja
menjaga tegaknya agama tetapi secara medis sholat adalah gerakan paling
proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan sholat memberi dampak yang
sangat positif bagi kesehatan dan obat terhadap berbagai macam penyakit. Ibadah
shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh
manusia. Setiap gerakan di dalam shalat mempunyai manfaat masing-masing. Setiap
gerakan shalat merupakan bagian dari olahraga otot-otot dan persendian tubuh.
Shalat dapat membantu menjaga vitalitas dan kebugaran tubuh tetapi dengan
syarat semua gerakan shalat dilakukan dengan benar, perlahan dan tidak
terburu-buru serta istiqomah atau konsisten. Begitu banyak manfaat gerakan
shalat bagi kesehatan tubuh manusia. Semakin sering kita sholat dengan benar,
semakin banyak manfaat yang kita peroleh untuk kesehatan diri kita.
Beberapa manfaat gerakan sholat bagi tubuh:
a.
Berdiri tegak dalam sholat
Wajibnya shalat adalah berdiri bagi yang mampu, ternyata berdiri
pada waktu sholat mengandung hikmah yg luar biasa yaitu dapat melatih
keseimbangan tubuh dan konsentrasi pikiran. Berdiri tegak pada waktu sholat
membuat seluruh saraf menjadi satu titik pusat pada otak, jantung, paru-paru,
pinggang, dan tulang pungggung lurus dan bekerja secara normal, kedua kaki yang
tegak lurus pada posisi akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh
tubuh.
b.
Takbiratul Ihram
Takbir dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu
dan dilakukan ketika hendak rukuk dan bangkit dari rukuk. Pada saat kita
mengangkat tangan sejajar bahu, otomatis kita membuka dada, dan otot bahu
meregang sehingga membuat aliran darah menjadi lancar dan kaya akan oksigen.
Darah yang kaya akan oksigen ini dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan
tubuh, membuka mata dan telinga kita sehingga keseimbangan tubuh terjaga. Kedua
tangan yang didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah adalah sikap untuk
menghindarkan diri dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
c.
Rukuk
Ruku’ yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang
lurussehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung, air tersebut tak
akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan optimal bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat membungkuk tersebut menjadikan aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran saraf, memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemihsehingga gangguan prostate dapat dicegah.
Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan optimal bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat membungkuk tersebut menjadikan aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan tuas sistem keringat yang terdapat di punggung, pinggang, paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher, tengkuk dan saluran saraf, memori dapat terjaga kelenturannya dengan rukuk. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemihsehingga gangguan prostate dapat dicegah.
d.
I’tidal (Bangun dari Rukuk)
Saat berdiri dari rukuk dengan mengangkat tangan, darah dari kepala
akan turun ke bawah sehingga bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan
berkurang tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga sistem saraf keseimbangan
tubuh dan berguna mencegah terjadinya pingsan secara tiba-tiba. Gerakan
ini juga bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ
pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut
mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian.
e.
Sujud
Posisi sujud yang menungging dengan meletakkan kedua tangan
di lantai di sebelah kanan dan kiri telinga, dengan lutut, ujung kaki, dan dahi
juga di atas lantai berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan
ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa
mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir orang yang
melakukan sholat. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan dengan tuma’ninah,
tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti
ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’
maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ
kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, Bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Dr. Muhammad Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang. Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam sholat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan. Sujud juga merupakan latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, Bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Dr. Muhammad Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang. Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam sholat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan. Sujud juga merupakan latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
f.
Duduk antara Dua Sujud & Duduk Iftirosy (Tasyahud awal)
Setelah melakukan sujud, kita melakukan duduk. Dalam shalat
terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir).
Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi
wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur
untuk melepas kotoran, dan saluran kemih.
Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Selain itu, gerakan ini dapat menjaga kelenturan saraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Kelenturan saraf ini dapat mencegah penyakit prostat, diabetes, sulit buang air kecil dan hernia.
Pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Selain itu, gerakan ini dapat menjaga kelenturan saraf di bagian paha dalam, cekungan lutut, cekungan betis, sampai jari-jari kaki. Kelenturan saraf ini dapat mencegah penyakit prostat, diabetes, sulit buang air kecil dan hernia.
g.
Duduk Tawarru’ (Tasyahud Akhir)
Duduk tasyahud akhir atau tawaru’ adalah salah satu anugerah Allah
yang patut kita syukuri, karena sikap itu merupakan penyembuhan penyakit tanpa
obat dan tanpa operasi. Posisi duduk dengan mengangkat kaki kanan dan menghadap
jari-jari ke arah kiblat ini, secara otomatis memijat pusat-pusat daerah otak,
ruas tulang punggung teratas, mata, otot-otot bahu, dan banyak lagi terdapat
pada ujung kaki. Untuk laki-laki sikap duduk ini luar biasa manfaatnya, terutama
untuk kesehatan dan kekuatan organ seks. Bagi wanita posisi ini bermanfaat
untuk memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum. Variasi posisi telapak
kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang
dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga
kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
h.
Salam
Bahkan, gerakan salam akhir, berpaling ke kanan dan ke kiri pun,
bermanfaat membantu menguatkan otot-otot leher dan kepala serta menyempurnakan
aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan
kulit wajah. Apabila kita menjalankan sholat dengan benar. Tubuh akan
terasa lebih segar, sendi-sendi dan otot akan terasa lebih kendur, dan otak
juga mempu kembali berfikir dengan terang. Hanya saja, manfaat itu ada yang
bisa merasakannya dengan sadar, ada juga yang tak disadari. Tapi juga harus
diingat, bahwa shalat adalah ibadah agama bukan olahraga.[6]
i.
Rahasia
Pengulang-Ulangannya
Shalat memang dikerjakan berulang kali oleh setiap muslim sehari
semalam. Allah SWT. Telah mewajibkan shalat atas setiap mukmin, dalam
waktu-waktu tertentu yang telah di tetapkan. Mereka diperintah mengerjakanya
pada sore dan pagi hari di samping siang dan malam hari. Mereka
mengulang-ulanginya sampailimakali dalam sehari semalam agar shalat itu
dapat menjadi tempat mandi bagi jiwa atau ruh dari setiap muslim guna
mensucikan hatinya dari noda-noda kelalaiannya dan juga kesalahannya.
Nabi Muhammad Saw. Telah memberi tamsil semacam itu, betapa besar
peranan shalat dalam membersihakan noda-noda dosa dan kesalahan. Allah SWT.
Telah menciptakan manusia sedemikian rupa dalam penciptaan yang begitu
unik, pada dirinya ada sifat kerohanian malaikat, kesyahwatan binatang di
samping kebuasan serigala. Karena itu amat banyak manusia dikalahkan oleh hawa
nafsunya, dikuasai oleh emosi kemarahannya, ditundukkan oleh daya tarik
debu-debu duniawi, yang mereka ciptakan daripadanya, sehingga mereka terperosok
dalam lembah kelalaian dan kesalahan, bahkan tidak sedikit yang justru
berkubang di dalamnya. Dilihat dari sisi ini memang tidak mengherankan kalau
manusia lalu gampang sekali terlibat dalam kelalaian dan kesalahan. Setiap bani
adam berbuat kesalahan tapi yang tercela apabila ia tetap berlarut-larut
dalam kesalahan. Tetap bernapas dalam lumpur padahal ia menyadari hal itu
sehingga keadaannya bagaikan binatang atau lebih sesat dari itu. Maka dalam
shalatlimawaktu itulah orang yang telah terperosok dalam kesalahan mempunyai
kesempatan untuk menyadarinya membersihkan kesalahan dan dosanya, kembali
bertobat kepada tuhannya. Benteng rohani inilah yang sanggup melindungi dirinya
dari gejolak kerakusannya, syahwatnya dan kelalaiannya terhadap Allah dan
kehidupan akhirat. Gejolak kerakusan dan syahwat adalah bara api yang
menyalakan yang menyambar keasadaran nurani dan menghancurkan hati dan pikiran
sedang shalat adalah penangkalnya yang dapat memadamkan keganasan api-api
tersebut mengusir asapnya serta kegelapan kabutnya dan mencuci bersih segenap
bekasnya dari anggota-anggota tubuh manusia. Rasulullah Saw menggambarkan
kepada para sahabatnya dengan segala cara yang dapat dipahami tentang peranan
shalat dalam menghapus kesalahan-kesalahan yang begitu mudah timbul pada diri
manusia baik pagi maupun sore harinya. Pengaruh shalat tidak hanya terbatas
pada sektor mensucikan noda dan menghilangkan kesalahan menghapus kejahatan
saja akan tetapi, ia mempunyai peranan yang lain. Sesungguhnya shalat itu
merupakan lintasan segar penuh berkah. Pada saat yanglimakali terjadi dalam
sehari semalam itu manusia dapat melepaskan dirinya dari keterikatan dunia,
tanah dan lumpur yang busuk, dunia kebengisan, keganasan, percekcokan dan
pertarungan, baik pertarungan yang bersifat sementara ataupun selamanya. Untuk
berdiri menghadap kehadirat Allah. Lintasan perjumpaan dengan atasannya yang
penuh khusuk itu, dapat meringankan beban bagi pikiran dan jiwa dari ketegangan
dan persaingan hidup maupun gejolak nafsu rendah yang tak kunjung puas.
Dengan demikian shalat shalat dapat memberikan santapan rohani berupa
imbalan luhur Ilahi dalam keberadaan manusia, keberadaan ruh yang
hidup diantara anggota-anggota tubuh manusia tidak cukup hanya mendapat berupa
ilmu pengetahuan, kebudayaan atau filsafat. Akan tetapi perlu mendapat
santapan berupa ma’rifah, mengenal kepada Allah dan berhubungan derngannya.
Shalat yang lima kali itulah meruapakan santapan harian bagi ruh, sebagaimana
halnya jasmani memerlukan santapan hariannya maka munajat hamba dengan tuhannya
di dalam shalatnya itu merupakan gizi rohani yang menyegarkan hati, melapangkan
dada, mengangkat dirinya dari bumi ke langit dan memasukkanya ke hadapan Allah
tanpa pintu serta menghadirkannya berdiri di hadapan-Nya tanpa hijab.
Lalu ia berbicara dengannya tanpa juru bahasa ia berbisik kepada-Nya dengan
bisikan yang dekat tanpa jarak, ia memohon kepadanya tanpa kerendahan, ia
meminta kepada yang maha kaya tanpa kebakhilan, sehingga seolah-olah ruhnya
menjadi halus dan jiwanya menjadi bersih.[7]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga
dengan perintah sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu
tujuan dan manfaat bagi manusia. Shalat adalah amalan
ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya
sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim dan
setiap gerakan memberikan manfaat masing-masing. Sudut pandang ilmiah
menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
Shalat yang dikehendaki Islam, bukanlah semata-mata sejumlah bacaan
yang diucapkan oleh lisan, sejumlah gerakan yang dilakukan oleh anggota badan,
tanpa disertai kesadaran akal dan kekhusukan hati. Bukan pula shalat yang
dikerjakan seseorang yang di saat sujud bagaikan ayam mematukkan paruhnya, di
saat rukuk bagaikan gagak menyambar mangsanya, dan di saat salam bagaikan
serigala memalingkan wajahnya. Tapi shalat yang di terima adalah shalat yang
terpenuhi ketentuan-ketentuannya, berupa perhatian pikirannya kedudukan hatinya
dan kehadiran keagungan Allah, yang maha luhur dan maha mulia seolah-olah
berada di hadapan-Nya. Demikian itu karena tujuan pertama dari shalat bahkan
juga semua ibadah, adalah agar manusia selalu mengingat Tuhannya yang maha
tinggi, tuhan yang telah menciptakan dirinya, lalu menyempurnakannya, telah
mengatur kadarnya, lalu memimpinnya.
Ketika posisi berdiri tubuh kita membentuk sudut 180º, ketika
posisi rukuk tubuh kita membentuk sudut 90º, ketika posisi sujud tubuh kita
membentuk sudut 45º. Tanpa disadari ketika mengerjakan shalat kita memiliki
energi kinetik sebanyak 40 megahertz (mhz) kecepatannya sama dengan kecepatan
bumi mengelilingi matahari didalam galaksi bima sakti kita.
DAFTAR PUSTAKA
Wratsongko,
Madyo. 2008. Shalat Jadi Obat. Jakarta: Elex Media Komputindo
http://open-mi.blogspot.com/Hikmah-Sholat-Dalam-Kehidupan-Manusia.
Diakses tanggal 9 November 2014.
http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014
fatchur-alee.blogspot.com/2014/11/manfaat-dan-hikmah-gerakan-shalat.html.
Diakses tanggal 9 November 2014
[1] Madyo
Wratsongko, Shalat Jadi Obat,(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008),
Hlm. xix-xxii
[2] http://open-mi.blogspot.com/Hikmah-Sholat-Dalam-Kehidupan-Manusia. Diakses tanggal 9 November 2014.
[3] http://hobirsoleh.wordpress.com./Sholat. Diakses tanggal 9 November 2014
[4] Madyo
Wratsongko, Op. cit, Hlm.5
1 comments:
izin copy ya kak, thankyou
EmoticonEmoticon